Bapanas Sebut Konflik Iran-Israel Momentum Dorong Kemandirian Pangan RI

Bogor, Denting.id – Konflik yang tengah memanas di Timur Tengah, khususnya antara Iran dan Israel, menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat kemandirian pangannya. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, saat menghadiri kegiatan makan bergizi gratis di SMPN 1 Megamendung, Bogor, Selasa (24/6/2025).

Menurut Arief, sebagaimana halnya dampak global dari perang Rusia-Ukraina, konflik di Timur Tengah menunjukkan betapa berisikonya jika suatu negara bergantung pada pasokan pangan dari luar negeri,” kata dia.

“Ini bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang bagi Indonesia untuk menjadi bangsa yang mandiri,” kata dia.

Dengan adanya kejadian seperti konflik di Timur Tengah, Arief menegaskan ini menjadi kesempatan Indonesia untuk jadi bangsa besar dan mengeksekusi cita-cita Presiden Prabowo tentang kemandirian pangan.

Diversifikasi Pangan Lokal

Arief menyoroti pentingnya diversifikasi sumber pangan dalam negeri. Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak perlu bergantung pada bahan pangan impor seperti gandum dan salmon. Sebagai alternatif, masyarakat bisa beralih ke pangan lokal seperti singkong dan berbagai jenis ikan laut yang tersedia melimpah.

Dia mencontohnha, roti bukan hanya dari gandum tapi singkong. Begitu juga dengan sumber protein.

“Kenapa harus salmon dari Norwegia? Kita punya ikan kembung, tuna, cakalang, pari, bahkan oktopus,” kata dia.

Lebih lanjut, Arief memastikan bahwa Indonesia saat ini tidak mengalami krisis pangan. Presiden Prabowo bahkan menyampaikan dalam forum internasional bahwa cadangan pangan nasional masih sangat mencukupi.

Baca juga: Bapanas Tegaskan Aturan ODOL Penting untuk Keamanan dan Kelancaran Distribusi Pangan

Indonesia punya cadangan pangan mencapai 4,2 juta ton. Bapanas sedang mempersiapkan produksi dalam negeri.

Butuh Kolaborasi

Dalam upaya mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan, pemerintah tengah membangun sistem yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Selain program makan bergizi gratis, pembangunan irigasi, penyediaan pupuk, hingga pelatihan penyuluh pertanian terus digencarkan.

“Kita sedang siapkan saluran irigasi 2 juta hektar, pupuk dari 4,7 juta jadi 9,5 juta ton, penyuluh 37.000 jadi 670.000, satu desa satu penyuluh. Ini semua terkoordinasi,” pungkasnya.

Dengan berbagai langkah strategis ini, pemerintah berharap kemandirian pangan bukan lagi sekadar wacana, melainkan pijakan kuat untuk menghadapi situasi global yang penuh ketidakpastian.

Baca juga: Pastikan Makan Bergizi Gratis Aman, Bapanas Turunkan Mobil Lab Keliling di Bogor

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *