Kasus Diabetes di Kota Bogor Terus Meningkat, Luka Kronis Jadi Ancaman Serius

Bogor, denting.id – Angka kasus penyakit diabetes melitus (DM) di Kota Bogor terus mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Tak hanya menjadi momok dalam hal kadar gula, diabetes juga berkontribusi besar terhadap munculnya luka kronis yang sulit disembuhkan.

Data Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat, pada tahun 2022 terdapat 17.670 kasus DM, lalu melonjak menjadi 21.297 kasus pada 2023, dan kembali naik menjadi 21.877 kasus pada tahun 2024. Kenaikan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti gaya hidup masyarakat, lingkungan, faktor genetik, serta hasil dari skrining dan deteksi dini yang kini lebih masif dilakukan oleh jajaran Puskesmas dan Dinas Kesehatan setempat.

Menurut tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Bogor, meningkatnya temuan kasus baru tak sepenuhnya negatif. “Skrining kesehatan yang dilakukan secara intens justru membantu menemukan kasus sejak dini, sehingga pengelolaan bisa lebih cepat dan tepat,” ujar salah satu pejabat bidang pelayanan kesehatan dasar.

Namun demikian, komplikasi yang ditimbulkan oleh diabetes tetap menjadi perhatian utama. Salah satunya adalah luka kronis atau luka yang sulit sembuh. Luka seperti ini bisa terjadi karena kadar gula darah tinggi merusak pembuluh darah dan saraf, sehingga aliran darah ke area luka terganggu.

“Luka pada penderita diabetes memang perlu penanganan khusus. Tidak jarang luka kecil sekalipun bisa berkembang menjadi infeksi serius jika tidak ditangani dengan benar,” jelas petugas kesehatan.

Secara medis, luka didefinisikan sebagai hilangnya kontinuitas jaringan epitel dengan atau tanpa keterlibatan jaringan ikat di bawahnya, yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi kulit. Penyebab luka sangat beragam, mulai dari trauma tajam, luka bakar, gesekan, tekanan, hingga operasi. Namun pada penderita diabetes, penyembuhan luka terhambat karena kombinasi gangguan sirkulasi, infeksi, dan rendahnya asupan nutrisi.

Dinas Kesehatan Kota Bogor mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan kadar gula darah, menjaga pola makan sehat, serta segera memeriksakan luka sekecil apapun, terutama jika memiliki riwayat atau risiko diabetes.

“Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Dengan gaya hidup sehat dan deteksi dini, komplikasi seperti luka kronis bisa dihindari,” pungkasnya.

 

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *