Bogor, Denting.id – Dua sekolah rakyat di Kabupaten Bogor akan segera beroperasi dalam waktu dekat. Kedua sekolah ini mencakup jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dirancang khusus untuk melayani masyarakat kurang mampu, termasuk yang masuk kategori miskin ekstrem.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bogor, Farid Maruf, menyampaikan bahwa proses pembangunan dan pengadaan sarana-prasarana sekolah rakyat hampir rampung. Salah satu sekolah rakyat berada di Sentra Terpadu Inten Suweno, Kelurahan Karadenan, Kecamatan Cibinong, dan satu lagi di Sentra Terpadu Galuh Pakuan, Kecamatan Ciseeng.
“Untuk sekolah di Inten Suweno, saat ini sudah hampir 100 persen siap digunakan. Sudah tersedia ruang kelas, pondokan, aula, sarana olahraga, meja, bangku, serta perlengkapan pendukung lainnya,” ungkap Farid, Jumat (11/7/2025).
Baca juga: Kaca Commuter Line Jakarta–Bogor Dilempari Batu, Operasional Terganggu Tiga Hari
Prioritas Bagi Warga Desil 1 dan 2
Farid menegaskan bahwa tidak ada persyaratan rumit untuk mendaftar di sekolah rakyat. Satu-satunya syarat adalah calon siswa terdaftar dalam data kesejahteraan sosial nasional desil 1 dan desil 2, atau tergolong warga miskin dan miskin ekstrem.
“Sekolah rakyat ini hadir untuk menjamin anak-anak dari keluarga tidak mampu bisa tetap menikmati layanan pendidikan berkualitas yang disediakan pemerintah,” jelasnya.
Jumlah Siswa dan Rombel
Di sekolah rakyat jenjang SMP yang berlokasi di Inten Suweno, sudah tercatat 15 siswa dari Kabupaten Bogor.
Sementara di sekolah rakyat jenjang SMA di Ciseeng, telah terdaftar 50 siswa dalam dua rombongan belajar (rombel).
Untuk jenjang SD, pemerintah daerah masih mengupayakan agar bisa disetujui dan dimulai pada gelombang pertama.
Kurikulum dan Pendidikan Terapan
Farid menjelaskan bahwa sistem pendidikan di sekolah rakyat tidak berbeda jauh dengan sekolah formal pada umumnya. Bahkan, ada penambahan kurikulum pendidikan terapan, khususnya di jenjang SMA, yang bertujuan membekali siswa dengan keahlian praktis.
“Pendidikan terapan ini akan memberikan keterampilan langsung yang dapat diaplikasikan setelah lulus. Harapannya, lulusan sekolah rakyat bisa menjadi individu yang produktif dan mandiri,” imbuhnya.
Tantangan Sosialisasi
Meski program ini menawarkan manfaat besar, Farid mengakui bahwa tahap awal sosialisasi menghadapi tantangan.
“Awalnya banyak masyarakat yang tidak familiar atau menolak. Tapi setelah kami sampaikan urgensi dan manfaatnya, banyak warga yang akhirnya tertarik, terutama mereka yang masuk dalam kategori desil 1 dan 2,” katanya.
Program Sekolah Rakyat merupakan inisiatif nasional yang diterapkan di berbagai daerah dengan standar infrastruktur dan kurikulum yang seragam. Kabupaten Bogor menjadi salah satu daerah yang aktif mendukung keberlanjutan program ini demi pemerataan akses pendidikan.