Jakarta, Denting.id – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memulai kunjungan diplomatiknya di Brussel, Belgia, dengan agenda penting bertemu Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Antonio Costa, serta Raja Belgia Philippe.
Pertemuan ini menjadi langkah strategis untuk mempercepat penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (EU CEPA) yang sudah berlangsung selama lebih dari satu dekade.
“EU CEPA ini sudah berjalan lebih dari 10 tahun, melewati 19 putaran. Jika berhasil, produk Indonesia bisa masuk ke Eropa dengan tarif nol,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam keterangan resminya yang dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).
Airlangga menekankan bahwa kunjungan Prabowo ke Brussel mencerminkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam memperkuat kerja sama ekonomi di tengah ketidakpastian global. Menurutnya, percepatan EU CEPA akan membuka akses pasar lebih luas bagi produk Indonesia sekaligus memperkuat posisi ekonomi nasional di kawasan Eropa.
“Jika rampung, perjanjian ini akan meningkatkan daya saing ekspor nasional melalui penghapusan bea masuk ke Uni Eropa,” tambah Airlangga.
Disambut di Brussel
Presiden Prabowo tiba di Bandar Udara Brussel, Belgia, pada Sabtu sore (12/7/2025). Ia disambut secara resmi oleh Director-General for Asia and Oceania François Delhaye.
Kunjungan ini menjadi bagian dari rangkaian lawatan luar negeri Prabowo sebagai Presiden RI untuk memperkuat kemitraan strategis dengan sejumlah mitra utama di Eropa.
Selanjutnya ke Prancis
Usai menyelesaikan agenda di Brussel, Prabowo dijadwalkan melanjutkan lawatan ke Prancis. Ia akan menghadiri perayaan Bastille Day pada 14 Juli 2025 atas undangan langsung Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Baca juga : Presiden Prabowo Akan Hadiri Bastille Day di Prancis, Singgah ke Brussels untuk Pertemuan Ekonomi
Kehadiran Prabowo di perayaan nasional Prancis ini juga diharapkan mempererat hubungan bilateral kedua negara, terutama di bidang pertahanan, ekonomi, dan teknologi.