Denting Bogor : pagi ini tak hanya datang dari lonceng sekolah atau klakson kendaraan, tapi juga dari deru perubahan yang perlahan menggeser wajah transportasi kota hujan. Sekitar 230 unit angkot tua berusia lebih dari 20 tahun akan segera direduksi dari jalanan Kota Bogor. Ini menjadi babak lanjut dari program penataan transportasi yang digulirkan Pemkot Bogor sejak awal tahun.
Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menyebutkan bahwa dari total sekitar 650 angkot uzur, kini tinggal 230 unit yang masih beroperasi. “Jumlahnya itu sekitar 650 unit, nanti data riilnya kita update lagi,” ujarnya pada Selasa (22/7/2025), dikutip dari Kompas.com. “Sisa hari ini itu di angka 230, dan sampai akhir tahun akan direduksi, dilakukan rerouting, dan juga konversi,” lanjutnya.
Jenal menegaskan bahwa Pemkot tidak akan memperpanjang izin operasional angkot yang telah melewati usia 20 tahun. Langkah ini tak semata-mata soal estetika kota, tapi juga bentuk ketaatan pada Peraturan Daerah tentang Lalu Lintas yang mengatur batas usia maksimal kendaraan angkutan umum.
“Kenapa harus direduksi? Itu amanat dari Perda. Waktu saya masih di dewan, sudah diputuskan bahwa usia maksimal angkot hanya 20 tahun, tidak bisa diperpanjang,” jelasnya.
Namun, Pemkot Bogor tak ingin sekadar menggusur tanpa solusi. Para sopir angkot yang terdampak diberikan peluang untuk bertransformasi menjadi pengemudi Biskita Transpakuan, transportasi massal berbasis bus yang kini mulai mengambil alih fungsi angkot di sejumlah koridor utama.
“Saya sudah diskusi dengan Direktur Biskita. Selama mereka ikut seleksi dan punya kompetensi, tidak ada masalah. Tahun sebelumnya pun sudah ada yang direkrut, meski belum banyak. Tahun ini kita harap bisa lebih maksimal,” ungkap Jenal.
Program ini menjadi simbol dari pergeseran ekosistem transportasi di Bogor—dari yang semrawut menuju yang lebih terstruktur. Angkot tua perlahan pamit, dan wajah baru transportasi publik mulai menyapa warga kota dengan kenyamanan dan harapan.