Atasi Tantangan Lahan Pesisir, IPB University Rilis Varietas Padi Tahan Air Garam

BOGOR – IPB University kembali meluncurkan jenis padi baru yang tahan air garam (salinitas). Varietas yang dinamai IPB 11S Bepe ini diperkenalkan secara resmi ke publik pada acara Launching Hasil Penelitian Unggulan, Selasa (22/7).

Menurut Prof. Bambang Sapta Purwoko dari tim pemulia IPB, varietas ini tidak hanya tahan salinitas, tetapi juga sangat produktif. Rata-rata hasilnya mencapai 7,7 ton per hektare, jauh melampaui rata-rata nasional (5,29 ton/ha), bahkan berpotensi hingga 11,5 ton per hektare.

Tidak hanya itu, IPB 11S Bepe juga memiliki masa panen yang cepat (111 hari) dan cukup tahan terhadap hama dan penyakit seperti wereng batang coklat, hawar daun bakteri, hingga blas.

Kualitas gabah dan berasnya pun sangat baik. “IPB 11S Bepe memiliki rendemen beras pecah kulit 70 persen, rendemen beras giling 63 persen, dan rendemen beras kepala 80 persen. Tekstur nasinya pera dengan kadar amilosa 25 persen,” jelas Prof Bambang.

Bambang menjelaskan, varietas ini dikembangkan karena area tanam padi semakin terbatas. Oleh karena itu, pemanfaatan lahan marginal di pesisir yang memiliki masalah salinitas menjadi solusi potensial yang ingin dijawab oleh inovasi ini.

Menurut data BRIN, sekitar satu juta hektare lahan pertanian di Indonesia terdampak salinitas, yang berisiko menurunkan produktivitas nasional.

“Perakitan varietas toleran salinitas tinggi seperti IPB 11S ini diharapkan mampu meningkatkan produksi padi di area dekat pantai atau lahan sawah yang saluran airnya terhubung langsung dengan laut,” tutur Prof Bambang.

Meski baru diluncurkan dalam acara ini, varietas IPB 11S Bepe sesungguhnya telah dilepas secara resmi oleh Menteri Pertanian pada 14 April 2023.

Varietas ini bahkan telah ditanam oleh petani di berbagai daerah seperti Bogor, Karawang, Sidoarjo, Malang, hingga Payakumbuh di Sumatera Barat.

Prof. Bambang merekomendasikan penanaman IPB 11S Bepe menggunakan kaidah Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di lahan hingga ketinggian 600 mdpl. Ke depannya, upaya produksi benih dan penyebarannya akan dilanjutkan bersama PT Botani Seed.

“Kami berharap varietas ini dapat mendukung peningkatan luas tanam padi di lahan berpotensi salin, yang merupakan bagian dari upaya mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan,” tutupnya.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *