Denting Bogor, Kabupaten Bogor — Rencana penggabungan SDN Pajajaran 02 dengan SDN Pajajaran 01 di Desa Banjarsari, Kecamatan Ciawi, menuai gelombang penolakan dari para orang tua murid. Dalam forum musyawarah yang digelar baru-baru ini, mereka menyatakan sikap tegas: “Kami menolak merger ini.”
Ketua Forum Orang Tua/Wali Murid SDN Pajajaran 02, Fitra Gumilang, menyebutkan bahwa penolakan ini merupakan hasil musyawarah bulat dari para wali murid.
“Kami, selaku orang tua siswa, menolak adanya merger antara SDN Pajajaran 02 dan SDN Pajajaran 01. Ini sudah menjadi keputusan bersama,” tegas Fitra, Rabu (23/7/2025).
Forum tersebut turut dihadiri oleh Camat Ciawi, Kepala Desa Banjarsari, Kepala Sekolah dari kedua SD, Kabid Disdik, BPD, serta pengawas UPT Pendidikan.
⚠️ Kekhawatiran Serius dari Wali Murid
Dalam pernyataan resminya, Fitra memaparkan sejumlah kekhawatiran dari rencana merger ini, antara lain:
Gangguan Proses Belajar Mengajar: Adaptasi terhadap perubahan jadwal, lingkungan baru, serta metode pembelajaran dinilai berisiko menurunkan konsentrasi dan prestasi siswa.
Dampak Psikologis Anak: Perubahan drastis, seperti pemindahan lokasi dan perpisahan dengan teman lama, dikhawatirkan memicu stres hingga kecemasan pada siswa.
Potensi Konflik Sosial: Penggabungan dua sekolah dengan latar belakang budaya dan nilai berbeda dinilai bisa memunculkan konflik internal di antara siswa, guru, dan orang tua.
Kualitas Pendidikan Dipertaruhkan: Minimnya sosialisasi dan infrastruktur penunjang membuat efektivitas merger ini dalam jangka panjang diragukan.
🧑🏫 “Pendidikan Bukan Percobaan”
Forum orang tua menilai bahwa penggabungan sekolah bukanlah solusi jangka panjang yang ideal. Sebaliknya, mereka mendorong Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor untuk menempuh pendekatan yang lebih partisipatif, berbasis kajian yang matang, serta melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
“Kami hanya ingin pendidikan anak-anak kami tidak dijadikan bahan percobaan. Jangan korbankan masa depan mereka karena keputusan yang terburu-buru,” ujar Fitra dengan nada harap.