Sunyi Anyelir Tiba-Tiba Riuh – Lansia Lompat dari Lantai 3 RSUD

Denting Sukabumi :— Suasana tenang di Gedung Anyelir RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi mendadak berubah menjadi kepanikan pada Rabu pagi (23/7/2025). Seorang pasien lansia berinisial A (70), yang tengah dirawat karena gangguan jantung dan demensia, nekat melompat dari balkon lantai 3 rumah sakit tersebut.

Peristiwa mengejutkan itu sempat membuat geger para pasien dan keluarga yang sedang berada di lantai dasar rumah sakit. Salah satu saksi mata, Vera (27), warga yang tengah menjaga anaknya yang dirawat di rumah sakit, melihat langsung tubuh pria lanjut usia itu jatuh melayang dari atas.

“Pas kejadian saya baru bangun nemenin anak tidur. Ranjang kami dekat jendela, jadi kelihatan jelas banget. Saya langsung teriak-teriak, ‘Tolong-tolong ada yang jatuh!’” ujar Vera dengan nada masih terguncang. Dua orang pria yang kebetulan berada di sekitar lokasi langsung naik ke atap seng untuk mengevakuasi korban.

Dari keterangan sementara, pasien A disebut-sebut datang sendiri ke Instalasi Gawat Darurat RSUD pada 21 Juli 2025 lalu. Ia menderita gangguan jantung serta menunjukkan gejala demensia. Yang membuat situasi semakin memilukan, pria lansia ini menjalani perawatan tanpa didampingi satupun anggota keluarga.

“Pasien datang sendiri dan tidak dijemput keluarga hingga saat ini. Kami sudah berupaya menghubungi pihak keluarga namun belum ada respon,” ujar Plt Direktur RSUD, Yanyan Rusyandi, dalam konferensi pers singkat usai kejadian.

Yanyan menduga, kebingungan akibat demensia menyebabkan A mencoba kabur melalui balkon tanpa menyadari risiko besar yang mengancam nyawanya. Akibat insiden tersebut, pasien mengalami patah tulang di lengan kanan dan luka serius di wajah.

Pihak RSUD pun langsung mengambil langkah darurat. Pintu balkon kamar pasien kini dikunci, dan pagar pengaman ditinggikan untuk mencegah kejadian serupa. Tak hanya itu, manajemen rumah sakit tengah menyiapkan sistem pencegahan jangka panjang untuk pasien-pasien dengan gangguan psikis atau neurologis seperti demensia.

“Kami akan memperketat pengawasan dan menyiapkan protokol khusus untuk pasien rawan, terutama yang tidak didampingi keluarga,” kata Yanyan menegaskan.

Sampai berita ini diturunkan, pasien A masih dirawat di ruang Anyelir dalam pengawasan intensif, sementara keluarga korban belum juga menampakkan diri. Di tengah hiruk pikuk kehidupan rumah sakit, kisah A menyisakan sunyi yang menggugah: tentang usia senja, kesepian, dan pentingnya pendampingan keluarga bagi pasien dengan kondisi mental rentan.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *