Denting Bogor: Gema semangat kemandirian ekonomi desa kembali menggema dari desa ke desa, dari ujung barat Jawa hingga pelosok timur Indonesia. Setelah resmi diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 14 Juli 2025 lalu, sebanyak 80.000 Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) kini mulai berdiri di seluruh penjuru Tanah Air. Namun di balik euforia peluncuran masif ini, masih ada tantangan infrastruktur yang menghantui sebagian koperasi.
Di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, antusiasme warga desa menyambut kehadiran koperasi ini sangat tinggi. Meski begitu, banyak dari KDMP yang belum memiliki gedung sekretariat tetap.
Di Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede misalnya, koperasi sudah resmi dibentuk namun belum memiliki kantor. Hal ini disampaikan oleh Kedung, Kasi Pelayanan Desa Ragajaya saat ditemui
“Koperasi sudah terbentuk, tapi gedung operasionalnya belum ada,” ujar Kedung, Kamis (24/7/2025).
Senada dengan itu, Niska, staf Desa Citayam di Kecamatan Tajurhalang, juga menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, KDMP di desanya belum memiliki kantor atau fasilitas operasional.
Namun angin segar datang dari Desa Sasak Panjang, kecamatan yang sama. Di sini, koperasi sudah memiliki sekretariat sendiri, meski masih menumpang di salah satu ruangan Kantor Desa. Bahkan, Koperasi Merah Putih Sasak Panjang sudah memiliki legalitas hukum resmi.
“Koperasi Desa Sasak Panjang sudah terbentuk dan memiliki badan hukum, meski saat ini masih dalam tahap perekrutan anggota,” kata Iwan, Sekdes Sasak Panjang.
Sementara itu, di Desa Hambalang, Kecamatan Citeureup — salah satu dari 38 titik peluncuran serentak KDMP — geliat pembangunan ekonomi desa tampak lebih siap dan menjanjikan. Tak tanggung-tanggung, lokasi ini dipilih sebagai percontohan KDMP Jawa Barat dan dikunjungi langsung oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi saat peluncuran.
“Saya lihat kepala desanya sangat paham koperasi. Kantor desanya baik, toiletnya bersih dan gaya kepemimpinannya sederhana,” ujar Dedi Mulyadi, yang turut hadir bersama Bupati Bogor Rudy Susmanto dan Forkopimda Jawa Barat.
KDMP Hambalang mengintegrasikan layanan publik ke dalam satu gerai koperasi. Ada enam mitra besar BUMN yang beroperasi di sini: Pertamina (gas), Bulog (beras), Kimia Farma (klinik dan apotek), Pos Indonesia (logistik), BRI (layanan keuangan), IDFOOD (pangan), dan Pupuk Indonesia (pertanian).
Wawang Sudarwan, Kepala Desa Hambalang sekaligus pengawas KDMP, menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan pemerintah pusat hingga daerah.
“Kami menggunakan aset desa sebagai tempat usaha. BRI turut mempercantik tampilan gerainya. Semoga KDMP ini menjadi jalan untuk menyejahterakan masyarakat kami,” kata Wawang.
Tak hanya itu, Cecep Muftahudin, Ketua KDMP Hambalang, juga menuturkan bahwa pihaknya tengah fokus mengembangkan sektor pertanian lokal, khususnya singkong. Bahkan, tamu dari Jepang telah menjalin komunikasi untuk menjajaki kerja sama ekspor hasil tani tersebut.
“Unit simpan pinjam, sembako, klinik desa, apotek, hingga pergudangan sudah mulai berjalan. Ini langkah nyata kami membangun ekonomi berbasis desa,” jelas Cecep.
Bagi Cecep, KDMP bukan sekadar badan usaha. Ia melihat koperasi ini sebagai simpul pelayanan publik yang terintegrasi, berbasis gotong royong dan kearifan lokal. Dari sembako murah hingga akses kesehatan langsung ke warga, KDMP hadir menjawab kebutuhan mendasar masyarakat desa.