Dari Jatinangor untuk Nusantara: Harapan Besar bagi Generasi Baru ASN

Denting Sukabumi : Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor kembali menjadi saksi lahirnya para pemimpin masa depan bangsa. Di bawah langit cerah Sumedang, Senin pagi, 28 Juli 2025, sebanyak ribuan Pamong Praja Muda resmi dilantik dan siap menjalankan tugas suci: mengabdi kepada rakyat, bangsa, dan negara. Upacara sakral ini dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian, dan menjadi momen yang penuh haru, kebanggaan, sekaligus awal dari tanggung jawab besar.

IPDN, yang sering disebut sebagai kawah candradimuka bagi para calon pemimpin birokrasi, telah membentuk kader-kader ASN yang ditempa secara akademik, mental, dan fisik. Dalam amanatnya, Mendagri Tito menyampaikan dengan penuh penekanan bahwa lulusan IPDN bukan hanya dituntut untuk siap kerja, tetapi juga harus menjadi agen perubahan — pionir reformasi birokrasi, penjaga integritas, dan pembuat kebijakan berbasis data serta teori.

“IPDN bukan sekadar sekolah, tapi pusat penciptaan pemimpin publik yang berkarakter. Lulusan IPDN harus menjadi motor penggerak perubahan di seluruh penjuru Indonesia,” tegas Tito.

Pelantikan kali ini juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi, para gubernur dari berbagai provinsi, serta unsur Forkopimda. Suasana khidmat dan penuh semangat terasa menyelimuti prosesi, bahkan Wakil Wali Kota Sukabumi Bobby Maulana yang mengikuti secara daring pun tampak khusyuk menyimak jalannya pelantikan dari ruang pertemuan Sekretariat Daerah.

Tito menjelaskan, IPDN kini telah memiliki tiga fakultas utama: Fakultas Politik Pemerintahan, Fakultas Manajemen Pemerintahan, dan Fakultas Perlindungan Masyarakat, dengan delapan kampus yang tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan IPDN kini juga telah meluluskan ribuan magister dan ratusan doktor dalam bidang pemerintahan — bukti bahwa lembaga ini tak hanya mencetak praktisi, tetapi juga ilmuwan birokrasi.

Dalam orasinya, Tito menekankan pentingnya tiga kekuatan yang menopang kelangsungan sebuah negara besar: militer yang kuat, aparat keamanan yang sigap, dan birokrasi sipil yang profesional. Di titik inilah, kata dia, IPDN memainkan peran krusial sebagai pilar ketiga.

“Lulusan IPDN harus memiliki fisik prima, karakter kuat, dan mental baja. Mereka akan ditempatkan di pelosok-pelosok nusantara, dari perbatasan Kalimantan hingga pulau-pulau kecil di timur Indonesia. Tantangan tidak mudah, tapi dari sinilah pengabdian bermula,” ujar Tito penuh semangat.

Gelar Sarjana Terapan Ilmu Pemerintahan yang disematkan kepada para pamong praja muda bukan hanya sekadar titel akademik. Ia adalah simbol dari tanggung jawab dan kepercayaan publik, bahwa setiap lulusan membawa amanah besar untuk menjadi penyambung suara rakyat di lapis pemerintahan terdepan.

Mendagri pun mengingatkan, perjalanan mereka baru dimulai. Karier di birokrasi adalah maraton, bukan sprint. Dibutuhkan integritas tinggi, kompetensi yang terus diasah, dan loyalitas tanpa batas terhadap negara. “Jadilah ASN yang tak hanya tahu aturan, tapi mampu menjiwai semangat pelayanan publik,” tuturnya.

Salah satu program strategis yang kini tengah digalakkan Kemendagri adalah pengiriman lulusan IPDN untuk studi lanjut ke luar negeri melalui beasiswa LPDP. Tahun ini, 27 lulusan telah melanjutkan studi magister ke mancanegara. Target tahun depan: minimal 100 orang.

“Dengan belajar ke luar negeri, kita ingin mencetak ASN yang tak hanya berpikir lokal, tapi juga berwawasan global. Mereka akan membawa pulang nilai-nilai kedisiplinan, inovasi, dan budaya pelayanan publik dari negara maju,” ucap Tito, yang juga mantan Kapolri itu.

Ia pun menutup pidatonya dengan pesan mendalam, bahwa birokrasi harus menjadi garda terdepan dalam membangun kepercayaan rakyat. “Jangan pernah mengkhianati sumpah jabatan. Tugas kalian tidak hanya administratif, tapi juga moral. Jadilah obor penerang di tengah tantangan bangsa,” pungkasnya.

Dari pelataran kampus IPDN yang megah, ribuan pamong muda kini bersiap melangkah. Langkah mereka bukan sekadar derap barisan, tapi gema harapan rakyat. Mereka bukan sekadar lulusan, tapi adalah masa depan Indonesia — yang akan mengayomi, melayani, dan menata ulang wajah birokrasi agar semakin bersih, efisien, dan berpihak kepada rakyat.

Selamat datang di dunia pengabdian. Dari Jatinangor menuju pelosok-pelosok tanah air, ASN muda ini membawa misi mulia: menyalakan lilin perubahan di setiap sudut negeri

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *