Denting Bandung Pasangan Komang Sri M dan Novela Rezha M sukses menorehkan prestasi gemilang dengan menyabet gelar juara di Kelas Open Sirkuit Nasional (Sirnas) Padel 2025 seri kedua, yang digelar di Padel Hill, Bandung, Minggu (27/7/2025). Mereka menundukkan pasangan tangguh Betrice Gumulya dan Kintan Pratiwi di laga final yang berlangsung sengit.
Bagi Komang, kemenangan ini terasa istimewa karena menjadi gelar keduanya secara beruntun setelah sebelumnya juga berjaya di seri pertama Jakarta. Ia mengungkapkan bahwa seluruh rangkaian turnamen berjalan lancar, mulai dari persiapan hingga hari pertandingan.
“Persiapan sekitar sebulan, latihan rutin setiap hari karena saya juga melatih padel. Semua berjalan baik, dan hasilnya sangat memuaskan,” ujar Komang usai pertandingan.
Menurut Komang, partai final adalah laga terberat sepanjang turnamen, meskipun ia sudah mengenal lawan dengan baik bahkan pernah berpasangan dengan salah satunya. Hal ini juga dibenarkan oleh Novela.
“Semua lawan terasa seimbang, tapi memang partai final jadi yang paling berat,” kata Novela.
Kendati tampil solid, Komang belum dapat memastikan keikutsertaannya di seri ketiga di Surabaya karena memiliki agenda ke Spanyol. Sementara Novela memastikan tetap melanjutkan perjuangannya di Sirnas Padel.
Menariknya, baik Komang maupun Novela bukanlah atlet murni padel sejak awal. Keduanya memulai karier olahraga dari cabang tenis. Komang telah bermain padel selama empat tahun, sementara Novela baru satu tahun menggelutinya.
“Awalnya karena di klub tempat saya melatih dibuka lapangan padel, jadi mau tak mau belajar. Tapi setelah terjun, malah jatuh cinta,” ujar Komang.
“Kalau saya awalnya hanya coba-coba saat padel booming di Jakarta. Lama-lama suka dan serius jadi pemain profesional,” tambah Novela.
Meski berasal dari dunia tenis, keduanya sepakat bahwa padel memiliki tantangan tersendiri.
“Sekilas padel terlihat lebih mudah, tapi ketika sudah masuk ke level teknik dan taktik, ternyata sangat kompleks,” kata Novela.
Antusiasme Tinggi dan Talenta Muda Menjanjikan
Sirkuit Nasional Padel 2025 bukan hanya ajang perebutan gelar juara, tetapi juga menjadi panggung lahirnya talenta muda potensial. Sekretaris Jenderal Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI), Bugi Setiawan, mengaku sangat terkesan dengan penyelenggaraan di Bandung—yang merupakan debut kota tersebut sebagai tuan rumah.
“Kami fokus pada kualitas penyelenggaraan. Ternyata hasilnya sangat baik. Kerja sama antara PB Pusat dan Pengprov Jabar luar biasa. Bahkan banyak pemain muda tampil mengejutkan,” ungkap Bugi.
Bugi menilai perkembangan atlet padel Indonesia sangat pesat meskipun olahraga ini tergolong baru.
“Beberapa unggulan tumbang lebih awal. Ini menandakan regenerasi sedang berjalan dan ke depan kita punya harapan besar, termasuk untuk pentas Asia dan Olimpiade.”
Menurutnya, PBPI akan segera melakukan seleksi nasional untuk menghadapi Kejuaraan Asia di Doha, Qatar pada Oktober mendatang.
Dari sisi peserta, lonjakan signifikan terjadi. Di kelas open, jumlah pasangan naik dua kali lipat dibandingkan seri pertama di Jakarta—dari 32 menjadi 64 pasangan. Kelas women’s yang semula diragukan, justru mencatat 16 pasangan bertanding.
“Kami sempat khawatir jumlah peserta wanita akan minim, tapi ternyata justru tinggi sekali, dan atmosfernya luar biasa,” kata Bugi.
Penonton juga mencatat peningkatan drastis. Bugi menyebut, final di Padel Hill penuh sesak, bahkan area parkir tidak mampu menampung kendaraan.
“Saya tak menyangka responsnya seheboh ini. Bandung bisa menjadi barometer perkembangan padel di Indonesia,” ujarnya.
Menuju Surabaya dan Bali
Setelah Jakarta dan Bandung, seri ketiga akan digelar di Surabaya pada 28–31 Agustus mendatang, bertempat di Graha Heidel Club. Persiapan teknis dan koordinasi dengan Pengprov Jatim telah mencapai 70 persen. Seri pamungkas akan ditutup di Bali.
Dengan meningkatnya minat peserta dan penonton di tiap seri, Sirnas Padel 2025 terbukti menjadi tonggak penting dalam mempopulerkan olahraga padel di Tanah Air.