Denting Bandung Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menegaskan bahwa sistem keamanan data yang mereka miliki saat ini dalam kondisi aman dan terus diperkuat untuk menghadapi potensi kebocoran informasi digital. Hal ini disampaikan menyusul munculnya klaim peretasan data yang menyita perhatian publik.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menyatakan bahwa Kota Bandung telah mengembangkan sistem pengamanan data yang terintegrasi dan dirancang secara komprehensif untuk melindungi informasi di seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Sampai saat ini tidak ada kebocoran data di Kota Bandung. Kami sudah memiliki sistem pengamanan internal yang cukup kuat. Namun demikian, kami tetap menekankan pentingnya upaya pencegahan dan peningkatan sistem secara berkelanjutan,” ujarnya saat ditemui di Balai Kota Bandung, Senin (21/7).
Menurut Erwin, sistem keamanan digital milik Pemkot Bandung tidak bekerja secara terisolasi, melainkan terhubung erat antar-OPD. Hal ini memungkinkan pertukaran data yang aman, terkontrol, dan efisien.
“Kami memiliki sistem integrasi antardinas yang cukup solid, serta perlindungan data yang ketat. Bahkan, kami mampu menarik data dari luar Kota Bandung dengan tetap memprioritaskan aspek keamanan,” jelasnya.
Sebagai bentuk keseriusan dalam memperkuat ketahanan digital, Pemkot Bandung turut melibatkan para pakar keamanan siber dalam proses evaluasi dan pengembangan sistem. Langkah ini bertujuan untuk memastikan sistem keamanan yang digunakan adaptif terhadap berbagai bentuk serangan digital yang semakin kompleks.
“Kami telah berdiskusi dengan para ahli untuk memetakan potensi risiko dan memperkuat sistem kami. Saya percaya kepada jajaran Dinas Komunikasi dan Informatika, terutama kepala dinas, untuk terus mengembangkan sistem yang lebih responsif,” tambah Erwin.
Ia menekankan bahwa perlindungan data pribadi warga merupakan bagian penting dari pelayanan publik yang transparan dan dapat dipercaya. Karena itu, keamanan siber menjadi prioritas utama di tengah percepatan transformasi digital.
Langkah-langkah tersebut diambil seiring merebaknya isu peretasan data. Sebelumnya, sebuah akun media sosial bernama “DigitalGhostt” di platform X (sebelumnya Twitter) mengklaim telah membobol dan menguasai data pribadi milik 4,6 juta warga Jawa Barat.
Dalam unggahannya pada 10 Juli 2025 pukul 16.33 WIB, akun tersebut menantang pemerintah Indonesia dengan pertanyaan retoris dalam bahasa Inggris tentang kesiapan sistem keamanan siber nasional dalam melindungi data warganya.
Meski klaim tersebut belum terverifikasi, Pemkot Bandung menilai penting untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan menguatkan infrastruktur digital demi menjaga kepercayaan publik.