Jakarta, Denting.id – Pengusaha kontroversial Mohammad Riza Chalid (MRC) kembali mangkir dari panggilan pemeriksaan Kejaksaan Agung (Kejagung) sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang. Pemanggilan kedua yang dijadwalkan pada Senin (28/7/2025) tidak diindahkan tanpa pemberitahuan dari yang bersangkutan maupun kuasa hukumnya.
“Untuk MRC, penyidik sudah melakukan pemanggilan kedua hari Senin kemarin, tanggal 28 Juli 2025. Sampai tadi malam tidak ada kabar berita dari yang bersangkutan maupun dari penasihat hukumnya,” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Anang Supriatna, di Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Sebagai langkah lanjutan, Kejagung akan kembali melayangkan pemanggilan ketiga terhadap Riza Chalid. Namun, waktu pelaksanaannya belum ditentukan secara resmi.
Sebelumnya, Riza Chalid juga tidak memenuhi panggilan pertama pada Kamis (24/7/2025). Ketidakhadirannya kala itu juga tanpa konfirmasi ataupun alasan hukum yang sah.
“Kami masih lakukan pemanggilan secara patut terlebih dahulu,” jelas Anang, menegaskan bahwa hingga kini belum ada upaya paksa yang dilakukan terhadap tersangka.
Kasus Dugaan Korupsi Tata Kelola Minyak
Riza Chalid ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang nasional. Kasus ini diduga merugikan keuangan negara dalam jumlah besar akibat praktik penyimpangan dalam distribusi dan pengelolaan minyak mentah.
Meski belum merinci nilai kerugian negara, Kejagung menyebut bahwa praktik korupsi dalam sektor ini memiliki dampak strategis dan sistemik, mengingat minyak mentah merupakan salah satu komoditas utama dalam ketahanan energi nasional.
Kejaksaan Agung menyatakan tetap berkomitmen menyelesaikan kasus ini secara profesional dan sesuai prosedur hukum. Bila MRC kembali mangkir dari pemanggilan ketiga, tidak menutup kemungkinan langkah hukum lebih tegas akan ditempuh.
Baca juga : Kejagung Dalami Informasi Keberadaan Riza Chalid di Malaysia dan Dugaan Nikah dengan Kerabat Kesultanan
Publik kini menanti sikap tegas Kejagung dalam menuntaskan kasus yang menyeret nama besar di industri migas nasional tersebut.
