Sri Mulyani Proyeksikan Dana Abadi Pendidikan Tembus Rp175 Triliun pada 2026

Jakarta, Denting.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan dana abadi sektor pendidikan Indonesia akan mencapai Rp175 triliun pada tahun 2026. Proyeksi tersebut disampaikan dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di ITB, Kamis (7/8/2025).

“(Dana abadi di bidang pendidikan) Rp154,11 triliun, kalau tahun ini ditambah sekitar Rp20 triliun akan menjadi Rp175 triliun. Tahun depan kita juga akan menambahkan lagi,” ujar Sri Mulyani.

Dana abadi pendidikan saat ini terdiri dari beberapa komponen: dana abadi pendidikan Rp126,12 triliun, dana abadi penelitian Rp12,99 triliun, dana abadi perguruan tinggi Rp10 triliun, serta dana abadi kebudayaan Rp5 triliun. Seluruh dana ini dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Sri Mulyani menyebut dana tersebut telah memberi manfaat besar bagi masyarakat, khususnya melalui program beasiswa LPDP. Sejak pertama kali digulirkan, LPDP telah melahirkan ribuan alumni dari kampus-kampus ternama dunia.

“From zero to 3.363,” ungkap Sri Mulyani, menyebut bahwa LPDP kini memiliki 3.363 alumni dari universitas internasional, termasuk:

24 alumni dari MIT,

63 dari University of Oxford,

96 dari Harvard University,

72 dari University of Cambridge,

20 dari Stanford University,

308 dari Imperial College London.

Pemerintah Hanya Kelola, Arah Kebijakan Ditentukan Sektor Terkait

Dalam penjelasannya, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah hanya bertugas mengelola dana abadi pendidikan. Sementara kebijakan pemanfaatannya menjadi wewenang kementerian atau sektor terkait.

“Kami yang mengelola dananya supaya bisa sesuai dengan kepentingan dari masing-masing sektor. Jadi ini masih akan banyak lagi puluhan ribu yang akan follow your steps. Kalau bapak step-nya berhenti, ya Republik berhenti,” tegasnya.

Anggaran Pendidikan 2025 Capai Rp724,3 Triliun

Untuk tahun anggaran 2025, pemerintah mengalokasikan Rp724,3 triliun atau 20 persen dari total belanja negara untuk sektor pendidikan, sesuai amanat konstitusi.

Anggaran tersebut disalurkan melalui berbagai program, antara lain:

Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah untuk 1,1 juta mahasiswa,

Program Indonesia Pintar (PIP) untuk 20,4 juta siswa,

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi 9,1 juta pelajar,

BOPTN untuk hampir 200 perguruan tinggi negeri,

Beasiswa LPDP,

Digitalisasi pembelajaran,

TPG non-PNS untuk 477,7 ribu guru,

Sertifikasi guru untuk 666,9 ribu guru,

Pembangunan dan rehabilitasi 22 ribu sekolah,

Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Anggaran Tidak Akan Terbuang Percuma

Sri Mulyani memastikan bahwa anggaran pendidikan tidak akan terbuang sia-sia. Jika dana tidak terserap, maka akan langsung dialihkan ke dana abadi pendidikan.

“Anggaran 20 persen dalam APBN yang diamanatkan konstitusi tidak terbuang. Kalau tidak terbelanjakan, dia harus menjadi dana abadi,” jelasnya.

Namun, ia juga mengkritisi praktik belanja pendidikan yang kerap tidak tepat sasaran. Beberapa sekolah, menurutnya, menghabiskan anggaran untuk pembelian yang tidak dibutuhkan, hanya demi mengejar penyerapan.

“Banyak juga sekolah yang tidak mampu menggunakan (dana pendidikan), sehingga pakai beli kursi padahal masih bagus, mengecat, atau mengganti pagar,” ungkapnya.

Baca juga : Realisasi Dana Desa Capai Rp 40,34 Triliun, Sri Mulyani Ajak Kawal Pemanfaatan Tepat Sasaran

Sri Mulyani berharap pengelolaan anggaran pendidikan ke depan bisa lebih efektif dan tepat guna, demi menciptakan sumber daya manusia unggul yang mampu bersaing di level global.

 

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *