Bogor, Denting.id – Kota Bogor menjadi sorotan setelah mencatat jumlah kasus tuberkulosis (TBC) yang cukup tinggi di Jawa Barat. Berdasarkan data tahun 2024, kasus TBC di Kota Bogor mencapai 11.559 kasus, menempatkannya pada posisi keempat tertinggi di provinsi ini.
Isu tersebut mengemuka dalam forum kolaborasi delapan gubernur, bupati, dan wali kota yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Selasa (26/8/2025). Forum ini dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Bai Kusnadi, menjelaskan tingginya angka tersebut bukan hanya disebabkan oleh penyebaran penyakit, tetapi juga akibat upaya aktif Pemkot Bogor dalam menemukan kasus.
“Kami terus gencar melakukan deteksi dini sehingga jumlah kasus yang terdata pun meningkat. Ini sebenarnya langkah positif untuk melakukan penanganan lebih tepat sasaran,” ujar Bai.
Meski demikian, Bai menegaskan kondisi ini harus menjadi perhatian serius agar setiap kasus yang ditemukan dapat segera ditangani tuntas.
Presiden melalui Mendagri juga telah menginstruksikan seluruh daerah mempercepat langkah konkret dalam menanggulangi TBC. Menindaklanjuti hal itu, Pemkot Bogor sudah membentuk Tim Percepatan Penanganan TBC sejak 2023. Tim ini bertugas mengoordinasikan berbagai program di lapangan sekaligus meninjau capaian tiap tahunnya.
“Tim ini akan kita evaluasi kembali agar kinerjanya tetap optimal, mengingat target pengendalian TBC harus menjadi prioritas,” tambah Bai.
Selain itu, Pemkot Bogor juga telah menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) sebagai pedoman implementasi program penanggulangan TBC secara lebih sistematis dan terintegrasi. Kesiapan regulasi serta sumber daya, menurut Bai, menjadi kunci dalam mewujudkan akselerasi penanganan TBC.
Baca juga : Pemkot Bogor dan DPRD Sahkan Tarif Tunggal PBB 0,25 Persen, Perwali Jadi Penentu Beban Pajak
“Intinya, arahan dari Pak Mendagri sangat jelas, yakni daerah harus serius dan meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi serta mengevaluasi kasus TBC secara mendalam untuk menekan angka penyebaran,” pungkas Bai.