Bhima Desak Perlindungan Setara RI-2 untuk Sri Mulyani, Menkeu Ungkap Hilangnya Kepastian Hukum

Jakarta, Denting.id – Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, menilai pengawalan terhadap rumah Menteri Keuangan seharusnya setara dengan perlindungan yang diberikan kepada wakil presiden (RI-2). Pernyataan ini menyusul aksi penjarahan di kediaman Menkeu Sri Mulyani pada 31 Agustus 2025 dini hari.

Bhima menegaskan posisi menteri keuangan sangat vital karena memegang kunci anggaran negara, yang berpengaruh langsung terhadap jalannya program pemerintah hingga kepercayaan investor.

“Kita semua mengutuk kejadian penjarahan. Dari dulu saya konsisten kritis terhadap menteri keuangan, salah satunya karena menkeu ini kami anggap sebagai RI-2,” ujar Bhima dalam taklimat media di Jakarta, Kamis (4/9/2025).

Menurut Bhima, Presiden Prabowo Subianto harus memberikan perlindungan lebih ketat kepada Sri Mulyani. Ia mengingatkan, aksi penjarahan bisa mempengaruhi pandangan dunia internasional terhadap stabilitas ekonomi-politik Indonesia. Selain itu, ia mendorong pemerintah segera memenuhi tuntutan publik agar situasi bisa cepat terselesaikan.

Sri Mulyani: Kepastian Hukum Sudah Hilang

Sri Mulyani sendiri mengaku kecewa dan terluka akibat serangan yang ia sebut terencana dan terkoordinasi. Dalam peristiwa itu, sebuah lukisan karyanya ikut raib.

“Lukisan Bunga itu telah raib lenyap seperti lenyapnya rasa aman, rasa kepastian hukum, dan rasa perikemanusiaan yang adil dan beradab di bumi Indonesia,” tulis Sri Mulyani di Facebook pada awal pekan ini.

Ia menyebut penyerangan itu sebagai tanda hilangnya hukum, akal sehat, dan peradaban. Namun, ia menegaskan bahwa kehilangan benda pribadi tidak sebanding dengan korban jiwa akibat kerusuhan di berbagai daerah.

“Minggu kelabu akhir Agustus itu, ada korban yang jauh lebih berharga dibanding sekadar lukisan saya, yaitu korban jiwa manusia yang melayang yang tak akan tergantikan,” tulisnya.

Sri Mulyani juga menyebut sejumlah nama korban tewas, termasuk pengemudi ojek online yang dilindas kendaraan taktis Brimob dan warga yang meninggal dalam kebakaran Gedung DPRD Sulawesi Selatan di Makassar.

Baca juga : Eks Penyidik Desak KPK Percepat Usut Eks Penyidik Desak KPK Percepat Usut Dugaan Korupsi Layanan Google Cloud Layanan Google Cloud

Menutup tulisannya, ia mengajak masyarakat untuk tidak berhenti mencintai Indonesia. “Dalam kerusuhan tidak ada pemenang,” tegasnya.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *