Jakarta, denting.id – Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menegaskan pentingnya menempatkan sejarah lahirnya Pancasila sebagai rujukan utama dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pembinaan Ideologi Pancasila yang tengah dibahas Badan Legislasi (Baleg) DPR RI.
“Bung Karno-lah yang pertama kali menyebut istilah Pancasila sebagai dasar Indonesia merdeka,” kata Basarah dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) yang digelar Baleg DPR RI di Jakarta, Kamis (18/9).
Menurutnya, penyusunan RUU tidak boleh hanya sebatas teknis, melainkan harus menggunakan pendekatan historis dan hermeneutik agar Pancasila benar-benar dipahami sesuai cita-cita para pendiri bangsa.
Basarah menekankan, Pancasila bukan sekadar dokumen sejarah, tetapi falsafah hidup yang terbukti mampu mempersatukan keragaman Indonesia. “Lima sila itu bukan kalimat mati, tetapi panduan hidup yang harus diinternalisasikan ke seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.
Ia juga mendorong penguatan kelembagaan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) agar memiliki kewenangan lebih imperatif, sehingga pembinaan ideologi berjalan efektif.
Rapat dipimpin Wakil Ketua Baleg DPR RI Sturman Panjaitan dan menghadirkan juga Kepala Badan Keahlian DPR RI, Bayu Dwi Anggono, sebagai narasumber. Baleg menilai masukan para pakar akan memperkaya dimensi filosofis, sosiologis, dan yuridis penyusunan RUU yang diharapkan mampu menjawab tantangan aktual kehidupan berbangsa di tengah globalisasi dan polarisasi sosial.
Baca juga : Baru Dilantik, Menkopolkam Djamari Chaniago Langsung Dapat “Ujian Berat” dari DPR
Baca juga : Wow! Tunjangan Rumah DPRD Kepri Rp15 Juta, Evaluasi Tunggu Sinyal Mendagri

