Menteri PANRB Dorong Pemanfaatan AI untuk Transformasi Birokrasi Digital

Jakarta, Denting.id – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Rini Widyantini, menekankan pentingnya pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam mendukung transformasi birokrasi pemerintahan. Hal ini ia sampaikan di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Menurut Rini, AI memiliki potensi besar dalam mengotomatisasi tugas-tugas rutin birokrasi sekaligus mendukung pengambilan keputusan berbasis data. Selain meningkatkan efisiensi, pemanfaatan AI juga diharapkan mampu mendeteksi serta mencegah potensi penyelewengan.

“Pemanfaatan AI adalah langkah strategis untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih bersih, transparan, dan efisien,” ujar Rini.

Peluang Besar Bagi Birokrasi Digital

Rini mengakui, membangun iklim digital dalam birokrasi Indonesia bukanlah hal yang mudah. Namun, teknologi AI menawarkan peluang besar dalam mewujudkan birokrasi digital yang efektif.

Transformasi ini, kata Rini, harus ditopang dengan pengembangan talenta digital di kalangan aparatur sipil negara (ASN). Literasi AI menjadi kunci agar ASN tidak sekadar menjadi operator teknologi, melainkan juga pemikir strategis yang inovatif, etis, dan kritis.

“ASN yang kompeten akan mampu memanfaatkan AI untuk mempercepat digitalisasi sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan publik,” imbuhnya.

Strategi Pemerintah Hadapi Tantangan Digitalisasi

Pemerintah, lanjut Rini, telah mengidentifikasi sejumlah tantangan utama dalam menghadapi disrupsi teknologi. Mulai dari keterbatasan infrastruktur digital, kesenjangan kompetensi ASN, hingga risiko keamanan data.

Untuk itu, pemerintah menyiapkan lima strategi utama:

1. Meningkatkan pelayanan publik agar lebih berpusat pada manusia, inklusif, dan proaktif.

2. Mengembangkan regulasi adaptif yang mendorong adopsi teknologi dan inovasi lebih cepat.

3. Memperkuat kolaborasi multi-pihak antara pemerintah, masyarakat, akademisi, media, dan industri.

4. Menerapkan manajemen risiko yang lebih baik, termasuk keamanan data dan sistem.

5. Reskilling dan upskilling ASN guna menyiapkan keterampilan masa depan di era digital.

 

Pentingnya Kolaborasi dan SDM Unggul

Rini juga menekankan perlunya sinergi antara akademisi, pemerintah, dan sektor industri. Universitas diharapkan melahirkan inovasi serta solusi yang relevan bagi birokrasi digital.

Baca juga : Candaan Ijazah Warnai Sertijab Menteri Kabinet Prabowo

“Teknologi canggih hanyalah alat. Yang terpenting adalah SDM yang mampu mengoptimalkan teknologi tersebut untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas,” tegasnya.

Dengan strategi ini, Rini optimistis birokrasi Indonesia siap menghadapi era digital dan mampu memberikan pelayanan publik yang semakin berkualitas.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *