Bahlil Lahadalia Diserang Opini Buruk, Diduga Ulah Buzzer Jahat

Jakarta, Denting.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, dalam beberapa hari terakhir menjadi sasaran pemberitaan negatif di media sosial. Sejumlah opini yang beredar dinilai tendensius dan berlebihan, hingga membuat setiap langkah dan kebijakan Bahlil seolah selalu dikaitkan dengan hal buruk.

Bahlil, yang dikenal sebagai menteri asal Indonesia Timur dengan latar belakang sederhana, disebut kerap didiskreditkan meski memiliki sejumlah prestasi. Upaya memperbaiki sistem lama di kementerian tempatnya bertugas juga tidak luput dari tudingan negatif.

Menurut pandangan sejumlah pihak, serangan opini tersebut tidak murni berasal dari publik, melainkan digerakkan oleh kelompok buzzer yang memiliki kepentingan politik. “Saya sangat yakin, orang-orang yang berhati kotor terhadap Bahlil bukan orang jauh, melainkan orang-orang dekat beliau. Mereka ini saya sebut buzzer jahat dengan strategi kotor dan tujuan yang buruk pula,” ungkap seorang rekan dekat Bahlil.

Serangan opini itu dianggap berbahaya karena menggiring persepsi publik secara destruktif. Mengutip teori kritis tentang media, pemberitaan semacam ini dinilai tidak bebas nilai dan diciptakan untuk tujuan manipulatif.

Seruan untuk Kritik Sehat

Pihak yang membela Bahlil menegaskan tidak melarang kritik terhadap seorang pejabat publik. Namun, kritik yang disampaikan seharusnya konstruktif dan tidak menyentuh aspek sensitif, seperti ras atau asal-usul. “Guna menempuh cara elegan, saran saya buzzer jahat yang menyerang Bahlil, bertobatlah. Kritik boleh, tapi bangunlah kritik yang sehat,” ucapnya.

Prestasi dan Dukungan

Meski kerap diserang, Bahlil disebut sebagai menteri yang berprestasi dengan sejumlah gebrakan di sektor energi dan sumber daya mineral. Presiden Prabowo Subianto bahkan pernah menegaskan bahwa Bahlil memiliki kompetensi tinggi meski bukan lulusan luar negeri.

“Presiden berujar biasanya yang memimpin kementerian strategis adalah mereka yang lulusan luar negeri. Namun, Bahlil ternyata kuliahnya di Papua, tapi bisa memimpin kementerian kelas berat, yang sarat kepentingan mafia migas dan tambang,” ujar sumber tersebut.

Baca juga : Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Umumkan Moratorium Alih Fungsi Lahan Sawah

Serangan buzzer terhadap Bahlil diduga erat kaitannya dengan kebijakannya yang tengah melakukan pembersihan di sektor ESDM dari praktik mafia. Pengamat politik Fachry Ali bahkan menilai Bahlil sebagai teknokrat dan demokrat tulen yang berani mengambil langkah berisiko demi kepentingan bangsa.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *