Anggota DPR Rivqy Abdul Halim Ingatkan Pemerintah: “Investasi Rp20 Triliun Jangan Bikin Peternak Kecil Tersingkir”

Jakarta, denting.id – Rencana investasi jumbo senilai Rp20 triliun untuk pembangunan peternakan ayam terintegrasi pada 2026 menuai perhatian dari kalangan parlemen. Anggota Komisi VI DPR RI Rivqy Abdul Halim meminta pemerintah agar berhati-hati dalam menjalankan program tersebut agar tidak justru mematikan peternak kecil yang telah lama menopang ketahanan pangan nasional.

Rivqy menyampaikan tiga saran strategis terkait rencana investasi yang digagas Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) itu. Menurutnya, arah kebijakan harus berpihak pada penguatan fondasi peternakan rakyat, bukan sekadar ekspansi industri besar.

“Kebijakan ini seharusnya fokus pada tiga hal utama. Pertama, memperkuat sektor pembibitan (DOC atau anak ayam) yang saat ini sulit diakses,” ujar Rivqy dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (13/11).

Saran kedua, lanjutnya, investasi perlu diarahkan untuk menjamin ketersediaan pakan ternak yang terjangkau dan berkualitas, karena tingginya harga pakan selama ini menjadi tantangan utama bagi peternak.

“Ketiga, jika ingin masuk ke produksi, maka sebaiknya diarahkan ke provinsi yang masih defisit produksi, bukan yang sudah surplus,” tambahnya.

Rivqy juga menekankan pentingnya kajian mendalam sebelum proyek ini dijalankan agar tidak mengancam keberlangsungan peternak mandiri, khususnya di sektor ayam petelur.

“Ini menjadi keresahan di kalangan peternak, terutama peternak telur mandiri. Mereka khawatir akan terdesak oleh peternakan besar yang akan dimodali Danantara,” ujarnya.

Politikus itu juga mengingatkan agar pemerintah belajar dari pengalaman masa lalu ketika masuknya investasi besar di sektor ayam pedaging membuat peternak kecil banyak yang gulung tikar.

“Dulu, ketika investasi besar masuk ke ayam pedaging, hampir semua peternak kecil ambruk. Hanya sedikit yang mampu bertahan karena punya pasar langsung. Selebihnya justru berubah menjadi pekerja bagi perusahaan besar,” jelasnya.

Sebelumnya, pada 7 November 2025, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengumumkan rencana pembangunan peternakan ayam pedaging dan petelur terintegrasi senilai Rp20 triliun untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis serta memperkuat ketahanan pangan nasional.

Proyek tersebut merupakan hasil kerja sama strategis antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan BPI Danantara, yang kini tengah dikaji secara menyeluruh oleh COO Danantara Dony Oskaria.

Rivqy berharap rencana besar ini tidak hanya berorientasi pada industrialisasi pangan, tetapi juga memperkuat ekosistem peternakan rakyat, menciptakan kemandirian pakan, distribusi adil, dan perlindungan terhadap peternak kecil.

“Investasi besar boleh, tapi jangan sampai mengorbankan mereka yang selama ini menjadi tulang punggung produksi telur dan ayam nasional,” tutup Rivqy.

Baca juga : Wakil Ketua DPR Syaiful Huda Dorong RUU Pekerja Gig: Saatnya Pekerja Lepas Punya Payung Hukum yang Jelas

Baca juga : Anggota DPR Arif Rahman Dorong RUU Perlindungan Siber: “Negara Harus Hadir Lindungi Anak di Dunia Digital”

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *