Leher Anak Menghitam? Waspadai, Bisa Jadi Tanda Awal Diabetes!

Jakarta, denting.id – Orang tua sering kali mengabaikan perubahan fisik sederhana pada anak, seperti leher yang menghitam atau sering buang air kecil di malam hari. Padahal, menurut dr. Dicky Tahapary, Sp.PD-KEMD, dua hal itu bisa menjadi sinyal awal diabetes pada anak — penyakit yang kini semakin banyak menyerang usia muda akibat pola hidup modern.

“Kalau anak sudah besar tapi masih sering ngompol atau sering buang air kecil di malam hari, bisa jadi kadar gula darahnya tinggi,” ujar dr. Dicky dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Kamis (13/11).

Dokter yang juga Ketua Klaster Metabolic Disorder, Cardiovascular and Aging (MVA) Fakultas Kedokteran UI (IMERI-FKUI) itu menuturkan, perubahan warna kulit di bagian leher atau tengkuk belakang menjadi kehitaman merupakan tanda adanya resistensi insulin — kondisi awal sebelum diabetes muncul.

“Kalau resistensi insulin itu biasanya waktu remaja mulai kelihatan. Anak-anak yang bagian leher atau tengkuknya mulai menghitam, itu perlu diperiksa,” jelasnya.

Selain itu, tanda lain yang perlu diwaspadai ialah pertumbuhan anak yang melambat atau berat badan yang justru terus menurun tanpa sebab jelas.

Menurut Dicky, obesitas pada anak kini menjadi faktor dominan meningkatnya kasus diabetes tipe 2 di usia muda.

“Kalau dulu penyebabnya lebih banyak genetik atau diabetes tipe 1, sekarang diabetes tipe 2 juga naik karena obesitas,” ujarnya yang juga menjabat Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI).

Ia mengingatkan orang tua untuk rutin memantau kurva pertumbuhan anak sebagai langkah deteksi dini.

“Catat dan pantau berat badan anak sesuai usianya. Kalau tidak sesuai, jangan diabaikan, karena bisa jadi pertanda gangguan metabolik,” tegasnya.

Dengan meningkatnya kasus diabetes anak akibat gaya hidup dan pola makan berlebih, dokter Dicky menekankan pentingnya edukasi sejak dini, termasuk pembiasaan makan sehat dan aktivitas fisik rutin, agar generasi muda Indonesia terhindar dari ancaman penyakit kronis ini.

 

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *