Jakarta, denting.id – Di tengah maraknya tren diet instan, dokter spesialis gizi klinik Universitas Indonesia, Inge Permadhi, menegaskan bahwa kunci menurunkan berat badan sebenarnya sederhana: kurangi karbohidrat dan lemak, lalu perbanyak sayur serta buah agar tubuh tetap kenyang tanpa kelebihan kalori.
“Sayur dan buah harus cukup banyak. Itu yang membuat kita kenyang. Jangan hanya makan lauk saja karena itu membuat porsinya berlebihan,” ujarnya.
Menurutnya, pengendalian porsi makan menjadi inti dari keberhasilan diet. Ia menyarankan penggantian nasi putih dengan nasi merah yang lebih mengenyangkan, serta pemilihan lauk rendah lemak seperti ayam tanpa kulit, putih telur, ikan, atau daging sapi bagian has.
Proses masak pun berperan besar dalam menjaga asupan lemak. Mengurangi makanan gorengan menjadi langkah penting. “Boleh makan gorengan, tapi jangan sering. Kalau ikan, lebih baik dipanggang, dipepes, atau dibakar,” jelasnya.
Untuk hasil maksimal, Inge menyebut kebutuhan energi harian bagi pelaku diet berada di kisaran 500–1000 kalori. Aktivitas fisik juga tak boleh ditinggalkan, terutama olahraga kardio 30–60 menit per hari atau minimal 150 menit per minggu. Latihan ketahanan (resistance training) juga dibutuhkan agar massa otot tetap terjaga.
Ia menegaskan, keberhasilan diet bukan hanya soal makanan, tetapi juga soal perubahan perilaku dan konsistensi jangka panjang. Dengan pola makan tepat dan gaya hidup aktif, berat badan ideal bukan sekadar target, tetapi gaya hidup sehat yang berkelanjutan.
Baca juga : Bukan Sekadar Diet, Dokter Dicky: Cegah Obesitas Harus Dimulai dari Meja Makan Keluarga
Baca juga : Leher Anak Menghitam? Waspadai, Bisa Jadi Tanda Awal Diabetes!

