Jakarta, denting.id – Di tengah maraknya kasus kecurangan akademik, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Ace Hasan Syadzily menegaskan bahwa integritas harus menjadi pondasi utama dunia pendidikan jika Indonesia ingin melahirkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Ace menekankan bahwa integritas bukan hanya kewajiban moral peserta didik, tetapi juga penyelenggara pendidikan. “Kunci paling penting dalam dunia pendidikan adalah membangun integritas, baik integritas peserta didik maupun penyelenggara pendidikan,” ujarnya di Jakarta, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan menanggapi temuan berbagai kecurangan dalam tes kompetensi akademik siswa SMA/SMK yang digelar pada 3–6 November 2025. Ace menyebut praktik curang sebagai ancaman serius yang merusak karakter bangsa.
“Sikap yang tidak menunjukkan integritas bertentangan dengan semangat pendidikan. Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa pendidikan harus membangun karakter,” katanya.
Ia menekankan bahwa karakter mulia adalah syarat utama terbentuknya SDM unggul yang kelak memajukan Indonesia. Namun, tantangan dunia pendidikan kini tidak hanya internal. Lingkungan strategis global, perkembangan geopolitik, dan percepatan teknologi juga turut menekan sistem pendidikan nasional.
Ace mengakui bahwa teknologi membawa perubahan besar yang tak bisa dibendung. Karena itu, pendidikan Indonesia harus mengadaptasi dan mengintegrasikan kemajuan teknologi guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Selain adaptasi positif, Ace juga menyoroti pentingnya pengawasan digital untuk mencegah konten-konten yang menggerus nilai kebangsaan.
“Hal yang mengarah pada penggunaan media digital dan mempengaruhi cara pandang yang tidak sesuai karakter kebangsaan harus diatur sedemikian rupa,” tegasnya.
Pesan Lemhannas itu menjadi pengingat bahwa masa depan pendidikan Indonesia tak hanya ditentukan oleh inovasi, tetapi juga kejujuran dan karakter.
