Jakarta, denting.id – Cara anak belajar kini tak lagi terpaku pada bangku kelas dan metode hafalan. Pendekatan belajar sambil bermain atau playful learning kian dipandang sebagai kunci untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif, inklusif, dan ramah anak.
Pendekatan ini menempatkan rasa aman, kegembiraan, dan keterlibatan aktif sebagai fondasi utama proses belajar. Namun, tidak semua anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati lingkungan belajar yang suportif, terutama anak-anak yatim piatu yang sering menghadapi keterbatasan sarana pendidikan dan dukungan emosional.
Kesenjangan tersebut mendorong kolaborasi berbagai pihak mulai dari pemerintah, komunitas, hingga sektor swasta—untuk memperluas akses pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermakna. Salah satu upaya yang dinilai relevan adalah penyediaan alat bantu belajar berbasis playful learning yang membantu anak memahami konsep secara konkret melalui aktivitas bermain.
Psikolog anak sekaligus founder Titik Putih, Intan Erlita, MPsi, menjelaskan bahwa playful learning sejatinya mengikuti cara alami anak mengenal dunia di sekitarnya.
“Playful learning adalah proses belajar yang dibungkus dalam kegiatan bermain. Anak bergerak, berinteraksi, dan bereksplorasi, tetapi tetap memiliki tujuan pembelajaran yang jelas,” ujar Intan.
Menurutnya, pendekatan ini sangat sesuai untuk anak usia dini hingga sekolah dasar yang memiliki rasa ingin tahu tinggi dan kebutuhan besar untuk bereksplorasi. Metode belajar pasif, kata dia, cenderung kurang efektif bagi kelompok usia tersebut.
Dari perspektif psikologi perkembangan, bermain juga berperan penting dalam kerja otak anak. Ketika anak merasa senang, otak melepaskan hormon yang mendukung fokus, motivasi, dan daya ingat.
“Perasaan bahagia memicu pelepasan dopamin dan endorfin. Dopamin membantu fokus dan daya ingat, sementara endorfin menciptakan rasa aman dan nyaman,” jelas Intan.
Kondisi emosional yang positif ini membuat anak lebih berani mencoba, termasuk saat melakukan kesalahan, sehingga proses belajar berlangsung secara alami dan berkelanjutan.
Selain mengasah kemampuan kognitif, playful learning juga berkontribusi pada perkembangan sosial-emosional anak. Melalui permainan bersama, anak belajar berbagi, bekerja sama, dan memahami emosi orang lain.
“Dalam bermain, anak belajar menunggu giliran, berbagi peran, dan bekerja sama. Ini menjadi dasar penting bagi kematangan emosional mereka di masa depan,” kata Intan.
Pendekatan ini juga dinilai krusial bagi anak-anak rentan, termasuk anak yatim piatu. Dalam praktik psikologi, bermain kerap digunakan sebagai media terapi untuk membantu anak mengekspresikan emosi tanpa tekanan verbal.
Lingkungan belajar yang ceria dan suportif mampu menurunkan kecemasan belajar sekaligus membangun kembali rasa percaya diri anak.
Upaya memperluas playful learning membutuhkan kolaborasi lintas sektor. Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Vivi Andriani, menegaskan bahwa setiap anak Indonesia berhak memperoleh kesempatan belajar yang setara.
“Kami berharap kolaborasi dan partisipasi berbagai pihak terus diperluas agar semakin banyak anak Indonesia dapat tumbuh, belajar, dan mewujudkan mimpinya,” ujar Vivi.
Salah satu contoh kolaborasi tersebut tercermin dalam program “OREO Berbagi Serunya Berilmu”, yang menyalurkan donasi alat bantu pembelajaran berbasis playful learning kepada anak-anak yatim piatu di berbagai daerah, bekerja sama dengan Kitabisa.org dan Sahabat Yatim.
Marketing Director Mondelez Indonesia, Anggya Kumala, mengatakan program tersebut bertujuan menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan memotivasi anak.
“OREO percaya suasana belajar yang seru dapat membantu anak menyerap materi dengan lebih cepat dan berani bermimpi,” kata Anggya.
Sejak Maret 2025, program ini telah menjangkau lebih dari 1.500 anak yatim piatu di berbagai wilayah Indonesia. Inisiatif ini dinilai mencerminkan peran kolektif banyak pihak dalam membangun ekosistem pendidikan yang lebih inklusif.
Dengan dukungan pendidik yang memahami perkembangan anak serta kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta, playful learning diharapkan menjadi fondasi penting pendidikan Indonesia. Pendekatan ini membuka ruang tumbuh yang lebih adil, memungkinkan setiap anak belajar, berkembang, dan meraih masa depan dengan percaya diri.

