Lisbon, denting.id – Ketergantungan terhadap media sosial mulai ditinggalkan oleh kalangan muda di Portugal. Kesadaran akan kesehatan mental dan keseimbangan hidup mendorong mereka membatasi waktu berselancar di dunia digital.
Data terbaru firma riset pasar Portugal, Marktest, menunjukkan penggunaan media sosial di kalangan anak muda menurun hingga 22 persen dalam dua tahun terakhir. Penurunan ini juga terjadi pada populasi umum, dengan rata-rata durasi penggunaan media sosial harian turun 13 persen dalam setahun terakhir.
Sementara itu, data Institut Statistik Nasional Portugal (INE) yang dirilis Jumat (12/12) mencatat bahwa hanya 79 persen penduduk yang masih aktif menggunakan media sosial. Angka tersebut menjadi yang terendah sejak 2017.
Sejumlah peneliti yang dikutip surat kabar Expresso menyebut tren ini sejalan dengan fenomena global. Di berbagai negara, pengguna mulai menunjukkan kejenuhan dan mengevaluasi kembali peran media sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Fenomena ini ditandai dengan meningkatnya praktik “detoks digital”, seperti membatasi screen time hingga memutus koneksi sementara dari platform daring.
Pakar menilai penurunan penggunaan media sosial di kalangan anak muda bukan sekadar tren sesaat, melainkan upaya sadar untuk membangun kebiasaan digital yang lebih sehat.
Patricia Dias, asisten profesor di Fakultas Humaniora Universitas Katolik Portugal (UCP), mengatakan bahwa keputusan mengurangi penggunaan media sosial umumnya bersifat disengaja dan berkelanjutan.
Berdasarkan penelitiannya tentang pemutusan koneksi digital di kalangan remaja Portugal, Dias menemukan bahwa banyak anak muda merasa manfaat media sosial tidak lagi sebanding dengan waktu yang dihabiskan serta tekanan psikologis yang ditimbulkan.
“Pengguna muda sering melaporkan kecemasan, kebiasaan mengecek secara kompulsif, hingga tekanan sosial seperti fear of missing out (FOMO),” jelas Dias.
Kondisi tersebut mendorong mereka untuk menetapkan batasan, mengurangi intensitas penggunaan, bahkan mengambil jeda total dari media sosial.
Dias menekankan bahwa perilaku ini mencerminkan kemampuan regulasi diri generasi muda. “Yang kita lihat adalah meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga perhatian dan kesejahteraan, serta membangun pola interaksi daring yang lebih seimbang dan berkelanjutan,” ujarnya.
Meski demikian, para analis menilai media sosial masih memiliki peran penting di masyarakat Portugal. Penurunan ini tidak menandakan ditinggalkannya platform digital, melainkan pergeseran menuju penggunaan yang lebih selektif, sadar, dan bertujuan.

