Kesuma Kelakan Ingatkan Anak Muda Bali: Jangan Biarkan Hoaks Mengendalikan Jempol

Denpasar, denting.id – Derasnya arus informasi di media sosial dinilai menjadi tantangan serius bagi generasi muda. Untuk itu, Anggota Komisi VI DPR RI I Gusti Ngurah Kesuma Kelakan turun langsung membekali anak muda di Kabupaten Bangli, Bali, dengan pemahaman literasi digital agar tidak mudah terjebak hoaks.

Dalam kegiatan literasi media sosial yang digelar di Bangli, Kamis, Kesuma Kelakan menekankan bahwa anak muda merupakan kelompok paling aktif sekaligus paling rentan terhadap paparan informasi keliru di ruang digital.

“Hampir semua anak muda hari ini hidup dengan media sosial di genggaman—Facebook, TikTok, Instagram. Di situlah informasi tentang pendidikan, ekonomi, sampai isu sosial bercampur tanpa filter,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahaya fenomena post-truth, yakni kondisi ketika informasi yang salah diulang terus-menerus hingga dianggap benar, terutama oleh generasi muda.

“Kalau sesuatu yang keliru diucapkan berkali-kali, lama-lama bisa dipercaya. Ini yang kami khawatirkan dan harus dilawan bersama,” kata anggota DPR RI dua periode itu.

Kesuma Kelakan menilai, peran wakil rakyat tidak hanya sebatas legislasi, tetapi juga hadir memberikan bekal pengetahuan agar generasi muda mampu menjadi pengguna media sosial yang cerdas dan bertanggung jawab.

Dalam paparannya, ia mendorong peserta agar tidak menggantungkan informasi hanya dari satu sumber. Menurutnya, algoritma media sosial bekerja mengikuti kebiasaan pengguna dan berpotensi mempersempit sudut pandang.

“Algoritma itu mengarahkan kita ke apa yang sering kita lihat dan kita percaya. Karena itu, keseimbangan informasi menjadi sangat penting,” jelasnya.

Selain soal verifikasi informasi, Kesuma Kelakan juga menyoroti risiko hukum akibat sembarangan membagikan konten di media sosial, termasuk unggahan yang mengandung fitnah atau provokasi.

Ia berharap, literasi yang diberikan dapat disebarluaskan kembali oleh anak muda melalui media sosial untuk tujuan yang lebih positif, mengingat banyak konflik dan perpecahan bermula dari informasi yang tidak terverifikasi.

“Media sosial adalah ruang publik yang sangat dinamis. Kalau kita tidak punya kemampuan menyaring berita, kita bisa terseret hoaks yang sengaja diciptakan untuk memecah belah,” tegasnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Bangli I Gusti Nyoman Bagus Triyana Putra yang turut hadir menekankan peran strategis pemuda desa sebagai benteng awal melawan disinformasi.

“Pemuda Desa Bebalang harus jadi motor literasi digital. Pastikan sumber informasi itu valid sebelum dibagikan. Jangan biarkan jempol bergerak lebih cepat dari logika,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, para legislator berharap tercipta ekosistem digital yang sehat, produktif, dan aman di Kabupaten Bangli, khususnya bagi generasi milenial dan Gen Z yang menjadi pengguna aktif internet.

 

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *