Jakarta, denting.id – Suplemen vitamin sering dianggap sebagai jalan pintas menuju hidup sehat. Namun, tidak semua suplemen aman dikonsumsi. Tiga jenis vitamin umum justru berpotensi merusak kesehatan usus dan organ penting lainnya, demikian diungkapkan oleh Dr. Janine Bowring, ND, seorang dokter naturopati.
Dalam laporan Times of India, Sabtu (6/4), disebutkan bahwa beberapa suplemen yang banyak dikonsumsi secara luas dapat diam-diam mengganggu sistem pencernaan dan memperburuk kondisi kesehatan dari waktu ke waktu.
“Usus kita adalah pusat komando kesehatan secara keseluruhan, mulai dari sistem kekebalan, suasana hati, hingga tingkat energi. Jika sistem ini terganggu, dampaknya bisa sangat luas,” jelas Dr. Bowring.
Berikut tiga jenis suplemen yang patut diwaspadai:
1. Multivitamin Sintetis
Multivitamin sintetis umumnya mengandung bahan seperti Retinyl Palmitate (Vitamin A) atau Pyridoxine Hydrochloride (Vitamin B6) — tanda bahwa vitamin tersebut dibuat di laboratorium, bukan berasal dari sumber alami.
Menurut Dr. Bowring, bentuk sintetis ini lebih sulit diurai oleh tubuh dan bisa mengiritasi lapisan usus, mengganggu mikrobioma usus, bahkan membebani fungsi hati.
Solusi: Pilihlah multivitamin berbasis makanan utuh (whole food based), yang lebih alami dan ramah bagi pencernaan. Lebih baik lagi, penuhi kebutuhan vitamin langsung dari sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
2. Vitamin B12 (Cyanocobalamin)
Vitamin B12 penting untuk energi dan kesehatan saraf. Namun, versi sintetisnya—cyanocobalamin—mengandung senyawa sianida dalam dosis kecil. Konsumsi rutin dapat membebani hati dan mengganggu detoksifikasi tubuh, terutama pada orang dengan sistem pencernaan lemah.
Solusi: Gunakan bentuk alami seperti methylcobalamin atau hydroxocobalamin, yang lebih mudah diserap tubuh. Konsumsi juga makanan kaya B12 seperti ikan, telur, produk susu, serta makanan fermentasi.
Baca juga : Mengatasi Post-Holiday Blues: Fenomena Malas Kembali ke Rutinitas Usai Liburan
3. Magnesium Stearat
Meski bukan vitamin, magnesium stearat adalah zat tambahan umum dalam suplemen. Bahan ini digunakan untuk mempermudah proses manufaktur, namun dapat membentuk lapisan biofilm di usus yang menghalangi penyerapan nutrisi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat ini juga bisa mengganggu fungsi probiotik dan merusak penghalang pelindung usus secara perlahan.
Solusi: Pilih suplemen dengan label “bebas aditif” atau “clean label” yang tidak mengandung magnesium stearat, titanium dioksida, atau pewarna sintetis.
Mengonsumsi suplemen secara sadar sangat penting, terlebih dengan semakin banyaknya produk di pasaran yang dikemas dengan klaim kesehatan yang menjanjikan.
“Jangan hanya tergiur label. Perhatikan kandungan, dan jika ragu, kembali ke sumber nutrisi yang alami: makanan utuh. Tubuh kita bekerja paling baik dengan bahan bakar dari alam,” pungkas Dr. Bowring.
Jika masih bingung memilih suplemen yang tepat, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau praktisi pengobatan fungsional guna mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh.
Baca juga : Kasus P Diddy Makin Panas: Tambahan Tuduhan Soal Seks Komersial