Jakarta, denting.id – Penderita maag disarankan untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu naiknya asam lambung demi mencegah kekambuhan.
Hal ini ditegaskan oleh dr. Aru Ariadno, MSc., SpPD-KGEH, FINASIM, dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroentero-hepatologi yang juga tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
“Asam, cokelat, keju, terlalu berlemak, terlalu berminyak, terlambat makan—itu semua sudah harus dihindari. Dalam beberapa kasus, kopi juga harus dihindari,” ujar Aru saat dihubungi di Jakarta, Selasa (2/4).
Pantangan Utama: Makanan Berlemak, Pedas, dan Asam
Menurut Aru, penderita maag perlu mewaspadai konsumsi makanan yang merangsang produksi asam lambung, seperti makanan pedas, terlalu asam, berlemak, dan berminyak.
Selain itu, minuman berkafein, beralkohol, dan kebiasaan merokok juga menjadi pemicu yang harus dihindari.
Ia menekankan pentingnya menjaga pola makan yang teratur dan tidak menunda waktu makan, karena keterlambatan makan bisa memperparah gejala maag.
Kombinasi dari makanan pemicu dan pola makan yang tidak sehat berpotensi meningkatkan risiko komplikasi pada lambung.
Pentingnya Gaya Hidup Sehat dan Kepatuhan Minum Obat
Lebih jauh, Aru menjelaskan bahwa gaya hidup sehat merupakan bagian penting dari pengelolaan maag. Istirahat cukup, menghindari stres, olahraga rutin, serta kepatuhan dalam mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan.
“Kadang-kadang memang butuh waktu. Banyak pasien merasa enak setelah satu-dua hari minum obat, lalu berhenti. Padahal, penderita maag atau GERD tidak bisa seperti itu,” katanya.
Obat, kata Aru, harus dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu dan dievaluasi secara berkala sebelum dosisnya bisa diturunkan atau dihentikan.
Baca juga : Konsumsi 100 Gram Protein Sehari Bisa Bantu Bakar Lemak dan Bentuk Otot, Ini Kata Ahli
Gejala Maag dan Komplikasinya
Maag sendiri adalah kondisi iritasi atau peradangan pada lambung akibat kelebihan produksi asam lambung. Gejalanya antara lain perut terasa begah, kembung, nyeri pada ulu hati, dan rasa terbakar di dada.
Dalam beberapa kasus, nyeri bisa berkurang setelah makan, tetapi jika sudah terbentuk ulkus, rasa sakit bisa justru bertambah.
“Pada kondisi maag akut, nyerinya bisa sangat hebat sampai pingsan. Bahkan bisa menyebabkan sesak napas karena tekanan lambung terhadap diafragma,” ungkap Aru yang juga berpraktik di RS Hermina Depok.
Segera Periksa ke Dokter Jika Gejala Memburuk
Aru juga mengingatkan bahwa gejala maag bisa menyerupai kondisi lain seperti GERD atau gangguan pencernaan lainnya. Karena itu, penderita sebaiknya segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala berulang atau memburuk.
Ia juga menyoroti risiko maag yang dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan. Kondisi ini dapat berkembang menjadi lebih serius, seperti ulkus lambung, perforasi (lambung “bolong”), hingga menyebabkan anemia akibat perdarahan internal.
“Jika darah bocor di lambung, bisa terjadi anemia. Ini kondisi yang harus diwaspadai,” pungkasnya.
Baca juga : Multivitamin Bisa Rusak Usus? Ini Faktanya!