Islamofobia Disorot, DPR Serukan Diplomasi di Forum OKI

Jakarta, denting.id – Ketakutan terhadap Islam bukan hanya soal sentimen terhadap umat muslim, tapi juga cerminan cara pandang dunia yang keliru. Inilah pesan tegas DPR RI dalam Konferensi Ke-19 Uni Parlemen Negara OKI (PUIC), saat isu Islamofobia naik ke meja diskusi internasional.

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menyampaikan bahwa Islamofobia menjadi salah satu isu penting yang dibahas dalam forum PUIC ke-19 di Jakarta, Selasa (13/5).

“Islamofobia itu bukan hanya soal umat Islam jadi korban, tapi soal cara pikir yang keliru—menganggap orang lain lebih rendah, lebih buruk,” tegas Mardani.

Ia mengingatkan bahwa jika diskriminasi ini dibiarkan, akan muncul “fobia” lain seperti Kristenfobia atau Baratfobia, yang sama-sama berbahaya bagi perdamaian global.

Forum ini juga menyoroti sejumlah konflik yang menyasar umat muslim di berbagai penjuru dunia, seperti ketegangan India–Pakistan di Kashmir, perlakuan diskriminatif terhadap etnis Uyghur di China, konflik kelompok Moro di Filipina Selatan, hingga aksi brutal Boko Haram di Nigeria.

“Kita tidak harus memusuhi China, tapi kita harus dorong mereka memberikan perlakuan yang setara kepada saudara kita di Uyghur,” ucapnya.

Mardani menegaskan bahwa diplomasi dan pendekatan damai menjadi jalur utama yang disepakati peserta konferensi untuk menyelesaikan konflik yang menyangkut umat Islam global.

Konflik Palestina turut dibahas secara mendalam, termasuk kondisi terkini, kebutuhan bantuan kemanusiaan, serta dampak terhadap negara sekitar seperti Yordania, Mesir, dan Lebanon. Forum juga menghasilkan 10 resolusi terkait perlindungan minoritas muslim di berbagai wilayah.

“Dari semua delegasi yang hadir, semangat kemanusiaan dan solidaritas terasa kuat. Indonesia menjadi rumah bagi semangat itu,” pungkas Mardani.

Baca juga : TNI Jaga Kejaksaan? SETARA: Langgar Konstitusi!

Baca juga : Ledakan Maut Garut, 13 Tewas Saat Musnahkan Amunisi

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *