KISP Ajak Generasi Muda Lawan Korupsi Sejak Dini, Demi Demokrasi Sehat 2045

Yogyakarta, denting.id – Korupsi bukan hanya soal pejabat, tetapi juga soal keberanian generasi muda menjaga demokrasi. Inilah pesan utama yang digaungkan Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) dalam gelaran webinar “Kelas Jaga Demokrasi: Menumbuhkan Kesadaran dan Kepedulian Antikorupsi Menuju Indonesia Emas 2045”, Sabtu (28/6).

Koordinator Umum KISP, Moch Edward Trias Pahlevi, menegaskan pentingnya membangun kesadaran kolektif generasi muda terhadap bahaya laten korupsi, terutama pasca-Pemilu 2024 yang banyak diwarnai praktik politik uang.

“Politik uang adalah cikal bakal korupsi masa depan. Kelas Jaga Demokrasi menjadi ruang untuk menanamkan kepedulian dan keberanian anak muda dalam melawan praktik itu,” kata Edward dalam keterangan resmi di Yogyakarta, Minggu (29/6).

Kegiatan ini menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), komunitas mahasiswa, dan pegiat demokrasi dari berbagai daerah. Menurut Edward, semangat melawan korupsi harus dibudayakan sejak dini jika Indonesia ingin benar-benar mewujudkan cita-cita Emas 2045.

“Kita butuh demokrasi yang berkeadilan dan transparan, dan itu tak mungkin terjadi tanpa partisipasi aktif generasi muda,” tegasnya.

Sementara itu, Peneliti KISP Azka Abdi Amrurobbi menambahkan bahwa korupsi bukan semata-mata dipicu oleh faktor ekonomi, namun juga tekanan psikologis, gaya hidup, dan lemahnya pendidikan politik dari partai-partai.

“Gaji tinggi bukan jaminan pejabat bebas korupsi. Ada juga rasa takut kehilangan jabatan, masa depan keluarga, dan tekanan sosial,” ujarnya.

Azka juga menyoroti bahwa fungsi edukasi partai politik yang seharusnya dilakukan sepanjang waktu justru cenderung muncul hanya saat menjelang pemilu. Akibatnya, masyarakat tidak mendapatkan pemahaman utuh soal peran dan nilai demokrasi.

Melalui Kelas Jaga Demokrasi, KISP berharap ruang diskusi antikorupsi bisa terus diperluas, agar Indonesia tidak hanya maju secara ekonomi, tapi juga kokoh secara moral dan etika politik.