Prabowo Tak Gentar dengan Ancaman Tarif Trump, BRICS Kompak Mengecam

Jakarta, Denting.id – Utusan Khusus Presiden, Hashim Djojohadikusumo, memastikan Presiden Prabowo Subianto tidak khawatir dengan ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan menaikkan tarif impor sebesar 10 persen bagi negara anggota BRICS, termasuk Indonesia.

“Enggak juga lah, kan masih kawan-kawannya mereka. Kan Mesir masuk BRICS. Emirat, kawannya Trump, juga masuk BRICS,” ujar Hashim santai saat ditemui di The Energy Building, Jakarta, Senin (7/7) malam.

Seperti diketahui, Trump sebelumnya menyatakan bakal mengenakan tambahan tarif impor terhadap negara-negara BRICS yang dianggap tidak mendukung kebijakan AS. Blok BRICS kini terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Iran, dan Indonesia.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui situasi global saat ini sangat dinamis dengan banyak gejolak, termasuk ancaman tambahan tarif dari AS. Meski begitu, pemerintah Indonesia terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi di tengah tekanan global.

“Kita sudah melihat hari ini bapak Presiden ada di pertemuan BRICS dengan para pemimpin. Kemudian Presiden Donald Trump membuat statemen bahwa kelompok BRICS dianggap tidak mendukung Amerika sehingga mengancam akan menyampaikan tambahan tarif,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII DPR RI, Senin (7/7).

“Ini menggambarkan bahwa dalam suasana seperti ini, kita akan terus dihadapkan pada dinamika global yang sangat tinggi,” imbuhnya.

BRICS Kompak Mengecam Kebijakan Trump

Menanggapi pernyataan Trump, negara-negara anggota BRICS secara tegas mengecam kebijakan perdagangan sepihak AS tersebut. Dalam pernyataan bersama yang dikutip dari CNBC, BRICS menyebut langkah Trump sebagai praktik perdagangan yang sewenang-wenang dan berpotensi merusak keadilan global.

Mereka menyoroti bahaya kebijakan sepihak seperti tarif dan pembatasan impor yang dinilai hanya akan memperdalam jurang ketimpangan antarnegara.

“Proliferasi tindakan pembatasan perdagangan akan mengganggu stabilitas ekonomi dunia dan melukai kerja sama antarnegara berkembang,” kecam BRICS dalam pernyataan resmi.

Blok tersebut juga mengingatkan bahwa selama ini BRICS berupaya membangun tatanan ekonomi internasional yang lebih inklusif, dengan mengurangi dominasi dolar AS dan memperkuat posisi negara-negara di Selatan Global.

Baca juga : Prabowo Hadiri KTT BRICS 2025, Debut Indonesia sebagai Anggota Penuh

Langkah Trump justru dinilai semakin memperkuat solidaritas politik dan diplomatik di antara negara anggota BRICS untuk melindungi kepentingan mereka bersama.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *