DENTING SUKABUMI – Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1447 Hijriah sekaligus merayakan Milad ke-50, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi akan menggelar Gebyar Muharram yang dilangsungkan pada 26 Juli 2025 di kawasan Masjid Agung Kota Sukabumi. Uniknya, perayaan tahun ini dirancang inklusif dengan melibatkan tokoh-tokoh lintas agama sebagai bentuk nyata dari semangat toleransi dan kebhinekaan.
Ketua MUI Kota Sukabumi, KH Ahmad Nawawi Sadeli, menjelaskan bahwa momentum Milad emas ini akan dijadikan sebagai ruang perjumpaan lintas iman yang memperkuat semangat kebangsaan dan persatuan. Ia menekankan bahwa kerukunan antarumat beragama harus terus dijaga, terutama di tengah dinamika sosial saat ini.
“Insya Allah, tanggal 26 Juli nanti akan kita selenggarakan berbagai kegiatan. Ini bukan sekadar perayaan MUI, tetapi juga perayaan kerukunan umat beragama di Kota Sukabumi. Kami libatkan perwakilan semua agama, karena kota ini adalah rumah bersama,” ungkap KH Ahmad Nawawi saat diwawancarai oleh Denting Sukabumi, Rabu (23/7).
Berbagai agenda menarik telah disiapkan untuk memeriahkan acara, antara lain Tasyakur Binni’mah yang akan diisi tausiyah kebangsaan oleh Dewan Pertimbangan MUI, lomba Tumpeng Kerukunan Umat Beragama yang diikuti oleh komunitas lintas iman, serta bazar sembako murah sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat. Tak hanya itu, akan digelar pula pameran kaligrafi bertema solidaritas Palestina dan penggalangan dana kemanusiaan untuk mendukung warga Palestina yang tengah dilanda krisis.
Selain kegiatan seremonial, MUI Kota Sukabumi juga akan meluncurkan sejumlah program strategis, seperti pemberian akses BPJS Kesehatan bagi para ulama, penerbitan buku biografi tokoh-tokoh ulama lokal sebagai bagian dari pelestarian sejarah keulamaan Sukabumi, hingga pengajian bulanan yang dirancang sebagai penguatan literasi keislaman masyarakat.
KH Ahmad Nawawi menambahkan bahwa Milad ke-50 ini juga menjadi bentuk kontribusi nyata MUI dalam mendukung visi pemerintah daerah untuk menjadikan Sukabumi sebagai kota toleransi. Terbukti, Kota Sukabumi telah dinobatkan sebagai kota toleransi pertama di Jawa Barat dan keenam secara nasional berdasarkan indeks toleransi yang dirilis oleh lembaga independen.
“Milad ini bukan hanya milik MUI, tapi milik seluruh warga Kota Sukabumi. Kami mengundang semua lapisan masyarakat untuk hadir, dari mana pun latar belakangnya, untuk sama-sama meneguhkan komitmen kebangsaan dan kemanusiaan,” pungkasnya.
Acara ini diharapkan menjadi inspirasi dan simbol kuat bahwa nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin dapat bersanding harmonis dengan nilai-nilai kebangsaan, tanpa harus menghapus identitas masing-masing kelompok.

