Kabupaten Bogor
Rabu, 4 Desember 2024
BOGOR, Denting.Id – Kabupaten Bogor kembali mencatat keberhasilan dalam menekan angka stunting pada tahun 2024. Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, prevalensi stunting turun menjadi 1,91 persen, hasil dari implementasi Program Gotasmil yang dilaksanakan pada Agustus hingga Oktober 2024.
Keberhasilan ini dipaparkan dalam pertemuan Publikasi Status Gizi Balita Tingkat Kabupaten Bogor Tahun 2024 yang digelar di Sentul, Babakan Madang.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Agus Fauzi, menjelaskan bahwa upaya pemenuhan gizi sesuai dengan amanat Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 terus dilakukan melalui pendekatan terpadu. “Peningkatan mutu gizi dilakukan melalui konsumsi makanan yang bergizi, seimbang, dan aman, serta melalui pelayanan gizi berkualitas dan kewaspadaan terhadap kerawanan pangan,” jelasnya.
Ia menambahkan, “Alhamdulillah, publikasi status gizi balita ini memberikan data prevalensi terkini yang diperoleh dari pengukuran berat badan dan tinggi badan anak di bawah lima tahun di tingkat puskesmas, kecamatan, dan desa. Data ini menjadi dasar untuk memperkuat komitmen bersama dalam mencegah dan menurunkan angka stunting.”
Dalam upaya mewujudkan Bogor Bebas Stunting (Gobest), Pemkab Bogor mengintegrasikan delapan langkah strategis, termasuk pengukuran dan publikasi status gizi secara berkala untuk memantau tumbuh kembang anak. Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperkuat partisipasi keluarga dalam mendukung tumbuh kembang balita secara optimal.
Agus Fauzi menekankan pentingnya pengukuran prevalensi stunting yang dilakukan mulai dari tingkat desa hingga kabupaten. “Hasil pengukuran ini membantu menentukan target layanan secara tepat, memantau perencanaan, serta menjadi dasar advokasi bagi unit terkait untuk menyelaraskan program percepatan penurunan stunting,” katanya.
Ia juga mengapresiasi dukungan dari seluruh perangkat daerah dan masyarakat. “Kerja sama seluruh pihak, termasuk optimalisasi Dana Desa untuk pelayanan kesehatan, pengurangan gizi buruk, dan perbaikan sanitasi, sangat penting dalam mencapai tujuan ini,” tambahnya.
Salah satu langkah strategis yang diambil adalah memaksimalkan peran kader pembangunan manusia di desa. “Para kader membantu mengidentifikasi cakupan lima paket layanan pencegahan stunting pada 1.000 hari pertama kehidupan anak. Ini menjadi dasar perencanaan yang lebih baik untuk upaya penurunan stunting di masa depan,” tegas Agus.
Melalui komitmen bersama dan langkah-langkah strategis ini, Kabupaten Bogor optimis dapat terus mencatatkan kemajuan signifikan menuju daerah bebas stunting.