Jakarta, Denting.id – Meski baru sebulan lebih bergabung dalam Kabinet Merah Putih, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa langsung mencuri perhatian publik. Dalam sejumlah survei bertajuk Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, nama Purbaya bahkan masuk jajaran menteri dengan kinerja terbaik.
Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio menilai Purbaya berhasil membangun citra positif di mata masyarakat berkat pendekatannya yang komunikatif dan penuh optimisme. Menurutnya, gaya komunikasi Purbaya dapat dijelaskan melalui teori konsistensi kognitif, yakni ketika rakyat merasa memiliki harapan baru terhadap masa depan ekonomi mereka.
“Purbaya itu menteri pertama di Indonesia yang ngajak rakyatnya kaya bareng-bareng. Makanya banyak orang bilang, kalau nonton Purbaya, rasanya bulan depan kita tajir. Ada harapan,” ujar Hensat — sapaan akrab Hendri Satrio — dalam Podcast The Comment di YouTube SindoNews, dikutip Minggu (26/10/2025).
Hensat juga menyinggung fenomena yang ia sebut sebagai “Pasukan Pengawal Purbaya”, sekelompok masyarakat yang aktif mendukung dan mengikuti setiap aktivitas sang menteri. Ia menjelaskan, fenomena ini berkaitan dengan teori self representation, di mana kehadiran Purbaya selalu dianggap layak untuk diliput media.
“Di mana ada Purbaya, di situ harus ada liputannya. Panik tuh KDM (Kang Dedi Mulyadi),” selorohnya.
Meski begitu, Hensat memberi catatan penting agar Purbaya tetap waspada terhadap ekspektasi publik yang tinggi. Ia menilai, optimisme yang berlebihan bisa menjadi bumerang bila tidak diimbangi dengan hasil nyata.
“Optimisme yang terlalu tinggi, kalau tidak ter-deliver, sebelnya orang bisa berkali-kali lipat. Seperti saat awal Jokowi terpilih, masyarakat optimis, tapi ketika hasilnya tidak sesuai harapan, kekecewaannya jadi besar,” tutur Hensat.
Hensat menekankan bahwa tantangan terbesar bagi mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu adalah melawan waktu.
Baca juga : Menteri Brian Yuliarto Dorong Kolaborasi dan Inovasi untuk Angkat Universitas Indonesia ke Kelas Dunia
“Orang mau berapa lama nunggu. Kalau beliau tidak berhasil memperbaiki kualitas ekonomi Indonesia dan ekonomi keluarga rakyat, lama-lama bisa backfire,” pungkasnya.

