Kolaborasi Pentahelix, KPA Kota Bogor Sukses Gelar Puncak Peringatan Hari AIDS Sedunia

BOGOR, Denting.id – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bogor mengadakan Puncak Peringatan Hari AIDS Sedunia di Paseban Sri Baduga, Balaikota Bogor, pada Selasa (10/12/2024). Acara ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari pelajar hingga unsur pentahelix, untuk bersama-sama memperkuat upaya penanggulangan HIV/AIDS.

Wakil Ketua 1 KPA Kota Bogor, Eko Prabowo, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan penyebaran HIV/AIDS di Kota Bogor.

 

Baca juga : Presiden Suriah Bashar Al-Assad Tinggalkan Suriah, Perintahkan Serah Terima Kekuasaan Secara Damai

 

“Tidak mungkin Kota Bogor bisa mengatasi ini sendirian. KPA berkolaborasi dengan unsur pentahelix dan stakeholder lainnya dalam menangani penyebaran HIV/AIDS,” ujar Eko.

Ia berharap kolaborasi ini mampu memperkuat layanan HIV/AIDS yang lebih inklusif dan efektif, sehingga angka infeksi baru dapat ditekan dan kualitas hidup Orang dengan HIV/AIDS (ODHIV) meningkat. Selain itu, sosialisasi ini juga bertujuan menghilangkan stigma negatif terkait AIDS.

 

Baca juga : Dituding Curi BBM, Ibu Dan Balita 1 Tahun Disekap Di Kandang Anjing

 

“Kami juga akan menjadi tuan rumah peringatan Hari AIDS tingkat nasional bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan di Kebun Raya Bogor,” tambahnya.

Ketua Perhimpunan Konselor VCT HIV (PKVHI) Kota Bogor, Yusniar Ritonga, menjelaskan bahwa acara tersebut mencakup dialog, penandatanganan nota kesepahaman (MoU), dan talkshow. Peserta yang hadir didominasi oleh pelajar dari SMA dan SMK se-Kota Bogor.

“Kasus HIV/AIDS pada usia remaja semakin memprihatinkan. Oleh karena itu, kami menggandeng Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan dan melibatkan pelajar dari sekitar 30 sekolah,” ungkap Yusniar.

 

Baca juga : Lirik Lagu “Cinta Bilang Cinta” – Janna Feat. Riyan

 

Sebanyak 86 pelajar yang telah mendapatkan pelatihan khusus juga hadir sebagai duta atau satgas untuk mensosialisasikan bahaya HIV/AIDS kepada teman sebaya mereka.

“Harapannya, mereka dapat menjadi agen perubahan yang aktif dalam mencegah penyebaran HIV/AIDS di lingkungan sekolah,” tutupnya.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *