Morowali, denting.id – Di tengah eskalasi krisis kemanusiaan di Gaza, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyampaikan sinyal kuat bahwa Indonesia siap mengambil peran lebih besar di kancah perdamaian dunia. TNI, kata dia, telah menyiapkan puluhan ribu pasukan untuk diberangkatkan segera setelah keputusan politik dari Presiden Prabowo Subianto keluar.
“TNI sudah mempersiapkan satuannya untuk tugas-tugas perdamaian di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” ujar Sjafrie saat ditemui di Bandara IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah, Kamis.
Meski mandat PBB sudah turun, Sjafrie menegaskan bahwa pengerahan pasukan tetap menunggu persetujuan resmi dari pemerintah. “Kita tunggu keputusan politik dari pemerintah,” katanya.
TNI diketahui telah menyiapkan sekitar 20.000 personel, termasuk satuan kesehatan dan pasukan Zeni yang akan menangani pembangunan konstruksi—dua kebutuhan penting dalam misi kemanusiaan dan stabilisasi di Gaza. Selain personel, berbagai peralatan medis hingga perlengkapan kerja konstruksi juga telah disiapkan.
Dukungan terhadap pengerahan pasukan ini sejalan dengan langkah Dewan Keamanan PBB yang pada Senin (17/11) mengesahkan resolusi pembentukan International Stabilization Force (ISF) untuk Gaza, disponsori Amerika Serikat. Pasukan ISF memiliki mandat dua tahun untuk mengamankan perbatasan, melindungi warga sipil, menyalurkan bantuan, melatih kepolisian Palestina, dan mengawasi proses pelucutan senjata Hamas serta kelompok bersenjata lainnya.
Sebanyak 13 negara anggota DK PBB mendukung resolusi tersebut, sementara Rusia dan China memilih abstain.
Dengan modal personel, perlengkapan, dan pengalaman panjang dalam misi perdamaian internasional, Indonesia kini menunggu satu langkah terakhir—restu Presiden—untuk menempatkan TNI sebagai bagian dari pasukan stabilisasi di Gaza.

