Jakarta, denting.id – Kinerja Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mencuri perhatian publik setelah hasil riset IndoStrategi menempatkannya sebagai salah satu kementerian dengan performa terbaik dalam Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo–Gibran.
Direktur Riset IndoStrategi, Ali Noer Zaman, menyebut tingkat penerimaan publik terhadap program-program Kemendikdasmen yang dipimpin Abdul Mu’ti berada pada kategori sangat tinggi. “Program prioritas Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah terbukti menjawab harapan publik akan terobosan pendidikan,” ujarnya di Jakarta, Senin.
Riset yang digelar pada 15 Oktober–15 November 2025 ini mengevaluasi lima program utama: Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), gerakan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat (7 KAIH), pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning), mata pelajaran pilihan koding dan AI, serta evaluasi berbasis Tes Kemampuan Akademik (TKA).
Sebanyak 510 responden dari 104 sekolah di 34 provinsi terlibat, mewakili guru, murid, dan orang tua. Prosesnya juga dilengkapi spot check serta FGD bersama 13 ahli pendidikan.
Hasilnya menunjukkan penerimaan publik sangat tinggi untuk program berbasis karakter, seperti 7 KAIH (90,1 persen) dan SPMB (84,8 persen). Namun penerimaan menurun pada program yang lebih teknis, seperti deep learning (78,6 persen), koding dan AI (72,7 persen), serta TKA (63,2 persen).
IndoStrategi menemukan pola jelas: semakin kompleks dan akademis programnya, semakin rendah tingkat penerimaannya terutama di kalangan murid. Guru dan orang tua menjadi kelompok dengan tingkat antusiasme paling tinggi.
Temuan lainnya menunjukkan ketimpangan penerimaan antara Jawa dan luar Jawa, dengan selisih mencapai 20–30 poin pada sejumlah indikator. Antusiasme guru terhadap program deep learning di Jawa tercatat 54 persen, sementara di luar Jawa hanya 31 persen.
Managing Director IndoStrategi, Visna Vulovik, menilai fakta ini sebagai alarm bagi pemerintah. “Publik menginginkan terobosan pendidikan yang jelas, mudah dipahami, dan merata. Guru harus menjadi motor utama implementasi, dan kesenjangan Jawa luar Jawa harus ditangani serius,” ujarnya.
IndoStrategi merumuskan tujuh rekomendasi bagi pemerintah, mulai dari memperkuat peran guru, menyederhanakan konten program teknologi, mengembangkan strategi komunikasi efektif untuk murid, meningkatkan keterlibatan orang tua, hingga memperkuat layanan informasi resmi dan melakukan evaluasi berkelanjutan bersama seluruh pemangku kepentingan.

