denting.id – Di tengah duka dan kerusakan akibat banjir besar yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, sebuah fenomena tak biasa justru mencuri perhatian publik. Air Danau Singkarak, yang berada di jantung Sumbar, tampak jernih bak aliran sungai di Swiss meski banjir hebat menerjang daerah sekitarnya.
Video dan foto kejernihan danau itu viral di media sosial, memicu rasa heran banyak warganet: bagaimana mungkin banjir besar tidak membuat air danau berubah keruh?
Ahli geologi Sumbar, Ade Edwar, memberikan penjelasannya. Ia menyebut ini sebagai fenomena langka namun ilmiah.
“Harusnya airnya keruh. Tapi Danau Singkarak tetap jernih karena wilayahnya kaya batu kapur,” kata Ade, dikutip dari Kompas.com.
Menurutnya, batu kapur memiliki kemampuan alami menyaring air sehingga aliran sungai yang bermuara ke Danau Singkarak sudah dalam keadaan bersih.
“Sungai-sungai yang berhulu ke Danau Singkarak membawa air yang sudah jernih,” ujarnya.
Ade menegaskan bahwa karakteristik ini sudah melekat pada Danau Singkarak sejak dulu. Sungai-sungai yang mengalir ke danau melewati kawasan berbatu kapur sehingga sedimen terperangkap dalam proses alami sebelum mencapai danau.
“Itu keunggulan Danau Singkarak. Airnya hampir selalu jernih, berbeda dengan danau di kawasan tanpa batu kapur,” tambahnya.
Di Tengah Fenomena Alam, Sumatera Masih Berduka
Sementara itu, bencana banjir dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatera terus menimbulkan kerusakan parah.
Hingga Rabu (3/12/2025) pukul 18.00 WIB, BNPB mencatat 770 korban meninggal, dengan rincian:
- Aceh: 277 orang
- Sumatera Utara: 299 orang
- Sumatera Barat: 194 orang
Sebanyak 463 warga masih hilang, sementara 2.600 orang terluka. Sekitar 3,2 juta penduduk terdampak, dan 746.200 jiwa mengungsi ke berbagai posko.
Kerusakan infrastruktur juga masif:
- 3.300 rumah rusak berat
- 2.100 rumah rusak sedang
- 4.900 rumah rusak ringan
- 297 jembatan rusak atau runtuh
- 132 rumah ibadah dan 9 fasilitas kesehatan terdampak
Banjir akhir November 2025 memporak-porandakan 50 kabupaten di tiga provinsi, sementara akses menuju beberapa lokasi masih terputus.
Fenomena kejernihan Danau Singkarak mungkin memberi secercah keindahan di tengah bencana, namun kenyataan di lapangan masih menunjukkan betapa beratnya upaya pemulihan yang harus dilakukan pemerintah dan masyarakat.

