Jakarta, denting.id – Pemerintah kembali mencatatkan sejarah di sektor perumahan nasional. Presiden Prabowo Subianto menyebut pelaksanaan akad massal 50.030 rumah subsidi sebagai prestasi luar biasa yang menjadi wujud nyata keberpihakan negara kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Dalam sambutannya yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu, Prabowo menegaskan bahwa pembangunan bangsa adalah proses panjang yang dilakukan secara berkelanjutan oleh para pemimpin Indonesia dari masa ke masa.
“Ini prestasi luar biasa. Program akad massal 50.030 rumah subsidi ini dimulai dari Presiden SBY, diteruskan oleh Pak Jokowi, dan sekarang saya lanjutkan serta tingkatkan,” ujar Prabowo.
Menurut Presiden, seluruh pemimpin bangsa memiliki tekad yang sama, yakni menghadirkan kesejahteraan bagi rakyat. Karena itu, program perumahan subsidi harus dijalankan dengan sungguh-sungguh dan memperhatikan kualitas bangunan.
Ia mengingatkan para pengembang agar tidak mengabaikan mutu rumah yang dibangun. Meski berstatus rumah subsidi, hunian tersebut tetap harus layak dan nyaman untuk ditempati masyarakat.
“MBR adalah rakyat yang harus kita bela dan kita berdayakan,” tegasnya.
Prabowo menyampaikan, program pembangunan 3 juta rumah tidak hanya bertujuan menyediakan hunian bagi masyarakat ekonomi lemah, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian di berbagai sektor.
“Kalau yang paling lemah ini berdaya, dia akan menghidupkan seluruh ekonomi. Ada tukang bangunan, pedagang, toko material, dan usaha lainnya yang ikut bergerak,” katanya.
Selain perumahan, Presiden juga menegaskan komitmen pemerintah untuk menghapus kemiskinan, penyelundupan, dan korupsi sebagai syarat utama mewujudkan kesejahteraan nasional.
“Kita mampu menghilangkan kemiskinan. Tapi kita harus hentikan penyelundupan dan hentikan korupsi,” tegas Prabowo.
Presiden Prabowo menghadiri langsung akad massal 50.030 Kredit Perumahan Rakyat Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) sekaligus serah terima kunci rumah subsidi tahun 2025 yang dipusatkan di Banten.
Akad massal ini dilaksanakan serentak di 33 provinsi dan tercatat sebagai yang terbesar sepanjang sejarah program perumahan nasional.
Lokasi utama kegiatan berada di Perumahan Pondok Banten Indah, Serang, yang berdiri di atas lahan seluas 20 hektare dan berpotensi dikembangkan hingga 60 hektare. Pada tahap awal, kawasan tersebut membangun 1.600 unit rumah subsidi dan 150 unit rumah klaster, dengan luas tanah 60 meter persegi dan luas bangunan 30 meter persegi.
Sementara itu, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) mencatat hingga 19 Desember 2025, penyaluran KPR FLPP telah mencapai 263.017 unit rumah subsidi dengan nilai Rp32,67 triliun.
Program tersebut melibatkan 39 bank penyalur, 22 asosiasi pengembang perumahan, serta 7.998 pengembang, yang tersebar di 12.981 kawasan perumahan di 33 provinsi dan 401 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

