Iwan Suryawan, Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Dorong Penguatan Peran Masyarakat dalam Mitigasi HIV/AIDS

BOGOR, Denting.id – Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Iwan Suryawan, mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi HIV/AIDS di Jawa Barat. Hal ini disampaikan menyusul laporan tren penurunan kasus HIV/AIDS di provinsi tersebut selama dua tahun terakhir.

Data Dinas Kesehatan Jawa Barat menunjukkan bahwa jumlah kasus HIV/AIDS menurun dari 9.710 pada 2023 menjadi 8.886 pada 2024. Penurunan serupa juga tercatat pada ibu hamil yang positif HIV/AIDS, dari 560 kasus pada 2023 menjadi 275 kasus pada 2024. Namun, mayoritas penderita HIV/AIDS masih berada pada rentang usia produktif, yaitu 25–29 tahun.

Baca juga : Tragedi di Tol Pandaan-Malang: Kronologi Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMP IT Darul Quran Mulia Bogor

Iwan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk pemerintah daerah, lembaga kesehatan, dan komunitas lokal, untuk mempertahankan tren penurunan ini. “Penanganan HIV/AIDS tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Diperlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk keterlibatan aktif masyarakat, untuk memutus rantai penyebaran HIV/AIDS,” ujarnya di Kota Bogor, Minggu (22/12/2024).

Deteksi Dini dan Layanan Gratis
Upaya strategis untuk mengatasi HIV/AIDS dilakukan melalui deteksi dini pada kelompok rentan, seperti ibu hamil dan individu berisiko tinggi. Saat ini, 384 fasilitas kesehatan di Jawa Barat menyediakan layanan pengobatan HIV/AIDS dan tes HIV gratis. Pemerintah juga mendistribusikan obat antiretroviral (ARV) secara cuma-cuma untuk meningkatkan akses pengobatan.

Baca juga : Viral Cekcok Pengendara dengan ‘Pak Ogah’ di Jalur Alternatif Puncak, Megamendung

“Data hasil tes digunakan untuk menentukan langkah penanganan yang tepat sehingga layanan kesehatan dapat berjalan optimal,” jelas Iwan.

Pentingnya Edukasi dan Pengurangan Stigma
Edukasi masyarakat juga menjadi pilar utama dalam upaya mitigasi. Kampanye dilakukan di sekolah, kampus, tempat kerja, dan komunitas untuk meningkatkan kesadaran mengenai pencegahan HIV, pentingnya perlindungan diri, dan pengurangan stigma terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).

Pemerintah bekerja sama dengan organisasi seperti JOTHI (Jaringan Orang Terinfeksi HIV) untuk menjangkau kelompok rentan, termasuk pekerja seks komersial, pengguna narkoba suntik, dan kaum muda.

Baca juga : Imigrasi Bogor Cetak Rekor PNBP dan Raih Berbagai Penghargaan di Tahun 2024

Namun, tantangan besar masih ada dalam mengurangi stigma sosial terhadap ODHA. Banyak penderita enggan terbuka kepada lingkungan sekitar karena takut dikucilkan, bahkan memilih pengobatan di luar daerah untuk menjaga kerahasiaan.

“Edukasi seks yang benar harus dimulai sejak dini, khususnya di tingkat SMP. Orang tua juga harus berperan aktif dalam memberikan pemahaman kepada anak-anak mereka agar terhindar dari perilaku berisiko,” ujar Iwan.

Baca juga : Kasus Video Mesum Pimpinan DPRD Gunungkidul Ditangani Polda DIY

Optimisme Menuju 2030
Dengan berbagai langkah mitigasi yang dilakukan, Iwan optimistis Jawa Barat dapat mencapai target penurunan signifikan kasus HIV/AIDS pada 2030. Namun, ia menegaskan bahwa keberhasilan ini memerlukan kerja sama erat antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait.

“Edukasi, deteksi dini, dan pengurangan stigma harus terus digalakkan. Kita perlu memastikan generasi mendatang lebih terlindungi dan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai HIV/AIDS,” pungkasnya.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *