BEKASI, Denting.id – Tawuran antar dua kelompok remaja kembali pecah, kali ini di Jalan Raya Mangunjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Seorang pelajar SMA berinisial N (17) menjadi korban dalam insiden tersebut. Ia dihujani sabetan senjata tajam hingga dilindas motor oleh kelompok lawan.
Video peristiwa ini viral di media sosial, memperlihatkan korban yang mengenakan sweater abu-abu tengah dipukuli, ditendang, dan dibacok oleh sekelompok remaja menggunakan senjata tajam jenis celurit. Korban hanya bisa tersungkur melindungi kepalanya. Tidak berhenti sampai di situ, pelaku juga melindas tubuh korban dengan motor.
Baca juga : Perempuan Penjual Es Teh Jadi Korban Jambret di Bogor, Polisi Lakukan Penyelidikan
Korban Tertinggal oleh Kelompoknya
Kanit Reskrim Polsek Tambun Selatan, AKP Kukuh Setio Utama, menjelaskan bahwa insiden terjadi pada Jumat (3/1/2025) dini hari. Tawuran bermula dari janji kedua kelompok untuk bertemu di lokasi.
“Korban adalah pelajar kelas 2 SMA, usianya 17 tahun. Mereka memang janjian untuk tawuran. Namun, korban tertinggal oleh kelompoknya sehingga menjadi sasaran pengeroyokan,” ujar Kukuh pada Minggu (5/1/2025).
Baca juga : Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang KM 97, Dua Orang Luka-Luka
Korban mengalami luka serius di berbagai bagian tubuh akibat bacokan dan hantaman kendaraan. Saat ini, ia dirawat intensif di RSUD Kabupaten Bekasi.
“Luka di kepala, punggung, tangan, dan beberapa bagian tubuh lainnya. Dia sudah dirawat inap di rumah sakit,” lanjut Kukuh.
Polisi telah mengidentifikasi sejumlah pelaku dan tengah melakukan pengejaran. Hingga saat ini, penyelidikan terus dilakukan untuk mengungkap pihak-pihak yang terlibat.
Baca juga : Tambal Kekosongan Biskita DPRD Kota Bogor Siapkan 4 Unit Bis Operasional Dewan
“Kami masih melakukan pendalaman kasus dan memburu pelaku yang terlibat dalam tawuran ini,” tegas Kukuh.
Insiden ini menambah daftar panjang aksi tawuran remaja di wilayah Bekasi yang berujung pada kekerasan fatal. Aparat kepolisian mengimbau orang tua dan masyarakat untuk lebih waspada serta mengawasi aktivitas anak-anak mereka, agar tragedi serupa tidak kembali terjadi.