Viral Menu Makan Bergizi Gratis di Subang Jadi Perbincangan, Dinas Pendidikan Berikan Klarifikasi

Jakarta, Denting.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan di Kabupaten Subang mendadak menjadi sorotan warganet setelah foto menu yang disajikan viral di media sosial. Banyak yang menilai menu tersebut tidak memenuhi standar gizi dan tampaknya tidak layak untuk siswa.

Baca juga : KPAID Kota Bogor Ajak Pelajar Berprestasi Bergabung Jadi Duta Inspiratif 2025

Sebuah unggahan di platform X (sebelumnya Twitter) oleh pengguna @Marthadevireal_ menunjukkan foto makan siang yang terdiri dari nasi, telur rebus, oseng wortel dan buncis, serta sebuah pisang muli kecil. Foto tersebut memperlihatkan sajian yang tampaknya sederhana dan minim variasi, yang langsung memicu reaksi keras dari masyarakat. Dalam waktu singkat, unggahan ini meraih lebih dari 4 juta tayangan, 700 unggahan ulang, dan 3.000 suka pada Rabu (8/1/2025).

Tanggapan publik tidak hanya tertuju pada menu yang dianggap tidak memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga penggunaan kemasan plastik yang dinilai tidak ramah lingkungan.

Klarifikasi Dinas Pendidikan Subang

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Subang, Nunung Suryani, melalui Kasi Kurikulum SMP, Fera Maulidya, mengonfirmasi keaslian unggahan tersebut. Fera menjelaskan bahwa menu yang viral berasal dari penyedia makanan di wilayah Kalijati, bukan dari Sentra Produksi Pangan Gizi (SPPG) yang dikelola oleh Kodim 0605 Subang.

“Untuk wilayah Kalijati dan Purwadadi, penyedia makanannya ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional. Karena itu, menunya memang berbeda dengan yang diproduksi oleh SPPG,” ujar Fera, memberikan penjelasan terkait perbedaan menu di berbagai wilayah.

Selain itu, terkait penggunaan kemasan plastik, Fera menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan waktu. “CV tersebut baru memulai produksi sehari setelah MoU, jadi dalam keadaan terburu-buru mereka menggunakan plastik. Namun, ke depan kami pastikan kemasan plastik diganti dengan wadah stainless steel,” tambahnya.

Keluhan Pelaku UMKM Lokal

Tak hanya warganet, program MBG ini juga menuai kritik dari kalangan pelaku UMKM lokal di Subang. Ketua UMKM Subang, Ade Patas, menyatakan kekecewaannya karena pelaku UMKM setempat tidak dilibatkan dalam tender pengadaan makanan MBG.

“Seharusnya program ini bisa menghidupkan ekonomi pelaku usaha kecil di Subang. Kami berharap ke depan pemerintah melibatkan UMKM lokal untuk mendukung keberlanjutan program ini,” ungkap Ade.

Disdikbud Subang menyambut baik kritik tersebut dan menyatakan bahwa mereka akan memperhatikan masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan ke depan. Dengan penyesuaian standar yang lebih baik, diharapkan program MBG dapat memenuhi kebutuhan gizi siswa sekaligus memberikan manfaat bagi ekonomi lokal.

Baca juga : Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 7,1 Guncang Tibet, Puluhan Tewas

Program Makan Bergizi Gratis di Subang tetap diharapkan dapat berjalan efektif, namun dengan pembaruan dan perbaikan agar lebih memenuhi ekspektasi masyarakat dan mendukung keberlanjutan UMKM lokal.

 

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *