JAKARTA, Denting.id – Petani di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, menyatakan keberatannya terkait penggusuran sawah untuk proyek pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) jurusan Bekasi, Jawa Barat. Mereka mengungkapkan kekhawatiran terhadap nasib tanah dan mata pencaharian mereka, meskipun proyek tersebut dianggap sebagai bagian dari pembangunan infrastruktur nasional.
Baca juga : Hujan Deras dan Angin Kencang Rusak 11 Bangunan di Ciawi Bogor
Asmat (67), Ketua Kelompok Tani Maju Bersama, mengungkapkan bahwa sebagian besar sawah yang dikelola petani di wilayah tersebut berada di atas lahan milik pemerintah daerah (Pemda) dan pihak swasta. Menurutnya, petani sudah diinformasikan bahwa sekitar 40 hektar sawah akan digusur untuk proyek MRT ini.
“Kami keberatan secara pribadi, tapi bagaimana lagi karena ini bukan hak kami,” ungkap Asmat dalam wawancara dengan Kompas.com pada Selasa (21/1/2025). Dirinya sendiri terpaksa harus menyerahkan dua hektar sawah untuk proyek tersebut, meskipun ia tidak mengetahui bagaimana kelanjutannya di masa depan.
Meski merasa berat, Asmat mengaku tidak memiliki pilihan selain pasrah. “Kami sebagai petani tidak bisa berbuat apa-apa. Kami hanya bisa berharap dan berdoa pemerintah berpihak kepada kami,” ujar Asmat dengan penuh harap.
Hingga kini, Asmat juga belum mendapatkan informasi pasti mengenai jadwal pelaksanaan pembangunan MRT tersebut, meskipun beberapa pihak sudah melakukan survei dan menyusun skema gambar.
Baca juga : Truk Pengangkut Pasir Terperosok ke Jurang di Jalan Cariu-Tanjungsari, Bogor
Keputusan penggusuran sawah ini tentu menambah beban psikologis bagi para petani yang harus kehilangan lahan mereka demi proyek infrastruktur yang direncanakan. Namun, mereka berharap ada kompensasi yang adil atau solusi lain yang memperhatikan nasib mereka sebagai petani yang menggantungkan hidup pada lahan tersebut.