BOGOR, Denting.id – Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bogor menyoroti fenomena kenakalan remaja yang marak terjadi di ruang digital. Isu ini dibahas dalam seminar yang digelar oleh mahasiswa Institut Teknologi Bisnis (ITB) Visi Nusantara Maju pada Kamis (30/1/2025).
Komisioner KPAD Kabupaten Bogor, Asep Saepudin, menyampaikan bahwa dunia digital memiliki dua sisi, baik dan buruk. Namun, ia menilai bahwa sisi negatifnya sering kali lebih dominan dalam mempengaruhi perilaku remaja.
“Seperti cyber bullying dan paparan pornografi, ini terjadi karena mereka belum memiliki filter yang kuat antara perilaku positif dan negatif,” kata Asep.
Baca juga : Pemda Didesak Serius, Iwan Suryawan Tuntut Pemerataan Pendidikan di Jabar
Lebih lanjut, Asep mengungkapkan bahwa KPAD Kabupaten Bogor baru-baru ini menerima laporan seorang pelajar yang menjadi korban pemerasan oleh pacarnya di media sosial. Ironisnya, pelaku dan korban belum pernah bertemu langsung.
“Mereka hanya pacaran via medsos, tapi ancaman menyebarkan foto tak senonoh sudah terjadi. Ini fenomena yang sangat mengkhawatirkan,” ujarnya.
Untuk mengatasi kenakalan remaja di ruang digital, Asep menekankan pentingnya sinergi antara sekolah dan orang tua. Ia mendukung penerapan 7 pembiasaan baik yang sedang digalakkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sebagai bagian dari upaya pembentukan karakter siswa.
Baca juga : Panitia Cap Go Meh Bogor Street Festival Siapkan Jalan Suryakencana Sambut Parade Budaya
Selain itu, peran orang tua dinilai sangat penting dalam mengawasi aktivitas digital anak-anak mereka. “Orang tua harus tahu apa yang dilakukan anak di media sosial. Tidak perlu ada privasi antara anak dan orang tua dalam hal ini,” pungkas Asep.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kenakalan remaja di ruang digital dapat ditekan, dan generasi muda lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi.