Bogor, Denting.id – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi masih merawat lima korban kecelakaan maut yang terjadi di Gerbang Tol (GT) Ciawi pada Selasa malam.
Sebagian besar korban menunjukkan perkembangan positif, termasuk balita berusia 2,5 tahun, Ryujia Adriana (Ruzi), yang kini sudah bisa makan.
Direktur RSUD Ciawi, Fusia Meidiawaty, menyampaikan bahwa kondisi para korban terus membaik, meskipun beberapa masih belum dapat diajak berkomunikasi.
“Saat ini masih ada lima pasien yang dirawat dan dua jenazah yang masih berada di RSUD Ciawi,” ujar Fusia, Rabu (6/4/2025).
Kelima pasien tersebut ditempatkan di dua ruangan, yaitu Ruang Anggrek dan Ruang Bougenville.
Dua pasien yang menempati Ruang Anggrek balita Ryujia Adriana (2,5) bersama Wahyudin (60) yang merupakan kerabatanya tinggal di Kampung Sukasirna, Kelurahan Selabatu Kecamatan Cikole, Kabaupaten Sukabumi.
“Adek Ruzi sekarang lebih tenang, tidurnya lebih nyenyak, dan sudah bisa makan meskipun masih sedikit,” kata Fusia.
Untuk pasien di ruang boungevile ada tiga orang yaitu Dani Nursamsu (45), warga Kota Bogor; Sukanta (53) warga Sukabumi mereka adalah petugas Jasa Marga dan Bendi Wijaya (30) sopir truk maut.
Fusia menyebut kondisi sopir truk, Bendi Wijaya, mengalami cedera kepala sedang, pendarahan di bagian otak, serta masalah pada mata. Namun, kondisinya sedikit membaik dibandingkan hari sebelumnya.
“Saat ini ia sudah bisa membuka matanya, meskipun masih belum dapat diajak berkomunikasi,” tambah Fusia.
Sementara itu, dari delapan korban meninggal, enam jenazah telah dipulangkan dan dimakamkan, sedangkan dua jenazah masih berada di RSUD Ciawi untuk proses forensik.
“Dua jenazah yang masih di RSUD Ciawi saat ini dalam proses forensik dan menunggu hasil tes DNA dari kepolisian, yang diperkirakan akan keluar dalam
5 Korban Kecelakaan Ciawi Membaik, Balita Ryujia Adriana Sudah Bisa Makan
Bogor, Denting.id – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi masih merawat lima korban kecelakaan maut yang terjadi di Gerbang Tol (GT) Ciawi pada Selasa malam.
Sebagian besar korban menunjukkan perkembangan positif, termasuk balita berusia 2,5 tahun, Ryujia Adriana (Ruzi), yang kini sudah bisa makan.
Direktur RSUD Ciawi, Fusia Meidiawaty, menyampaikan bahwa kondisi para korban terus membaik, meskipun beberapa masih belum dapat diajak berkomunikasi.
“Saat ini masih ada lima pasien yang dirawat dan dua jenazah yang masih berada di RSUD Ciawi,” ujar Fusia, Rabu (6/4/2025).
Kelima pasien tersebut ditempatkan di dua ruangan, yaitu Ruang Anggrek dan Ruang Bougenville.
Dua pasien yang menempati Ruang Anggrek balita Ryujia Adriana (2,5) bersama Wahyudin (60) yang merupakan kerabatanya tinggal di Kampung Sukasirna, Kelurahan Selabatu Kecamatan Cikole, Kabaupaten Sukabumi.
“Adek Ruzi sekarang lebih tenang, tidurnya lebih nyenyak, dan sudah bisa makan meskipun masih sedikit,” kata Fusia.
Untuk pasien di ruang boungevile ada tiga orang yaitu Dani Nursamsu (45), warga Kota Bogor; Sukanta (53) warga Sukabumi mereka adalah petugas Jasa Marga dan Bendi Wijaya (30) sopir truk maut.
Fusia menyebut kondisi sopir truk, Bendi Wijaya, mengalami cedera kepala sedang, pendarahan di bagian otak, serta masalah pada mata. Namun, kondisinya sedikit membaik dibandingkan hari sebelumnya.
“Saat ini ia sudah bisa membuka matanya, meskipun masih belum dapat diajak berkomunikasi,” tambah Fusia.
Sementara itu, dari delapan korban meninggal, enam jenazah telah dipulangkan dan dimakamkan, sedangkan dua jenazah masih berada di RSUD Ciawi untuk proses forensik.
“Dua jenazah yang masih di RSUD Ciawi saat ini dalam proses forensik dan menunggu hasil tes DNA dari kepolisian, yang diperkirakan akan keluar dalam waktu kurang lebih tujuh hari,” jelas Fusia.
Ia juga memastikan bahwa seluruh korban yang dirawat mendapatkan penanganan medis secara intensif dan selalu dipantau oleh dokter spesialis saraf setiap hari.
“Perawatan terus dilakukan secara rutin dengan pengawasan ketat dari tim medis,” tutupnya.
waktu kurang lebih tujuh hari,” jelas Fusia.
Ia juga memastikan bahwa seluruh korban yang dirawat mendapatkan penanganan medis secara intensif dan selalu dipantau oleh dokter spesialis saraf setiap hari.
“Perawatan terus dilakukan secara rutin dengan pengawasan ketat dari tim medis,” tutupnya.