Soroti Banjir Kiriman, Menko AHY Minta ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang Puncak

Bekasi, dentng.id – Menteri AHY menyoroti permasalahan tata ruang di Puncak sebagai salah satu penyebab utama dan meminta penanganan serius dari Kementerian ATR/BPN, Hujan deras yang mengguyur Jabodetabek kembali membawa bencana, Kamis (6/3).

Air meluap ke permukiman warga di Bekasi dan Jakarta, mengingatkan kembali akan siklus banjir lima tahunan yang kerap melanda.

AHY menilai bahwa ketidaksesuaian penggunaan lahan di wilayah Bogor, terutama di Puncak, menjadi faktor yang memperparah banjir di Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya.

Baca juga : Bantuan Sosial Jelang Lebaran: Ini Syarat Penting Agar Tidak Kehilangan Hak Anda

Hal ini disampaikannya dalam rapat koordinasi dengan para pemangku kepentingan di Pendopo Wali Kota Bekasi pada Kamis (6/3).

“Terkait dengan tata kelola guna ini harus kita tata dengan baik karena jangan sampai apa yang terjadi di Kota atau Kabupaten lain dampaknya terjadi di Kota Bekasi atau tempat lain,” ujar AHY.

Ia meminta agar tata ruang di wilayah Bogor dan Puncak segera dibenahi.

Dalam hal ini, ia menekankan kepada Kementerian ATR/BPN untuk kembali mengecek penggunaan lahan di wilayah tersebut.

Baca juga : DPRD Kota Bogor Gelar Tarawih Keliling, Perkuat Silaturahmi dengan Masyarakat

Jika ditemukan ketidaksesuaian, AHY mengimbau agar ada tindakan tegas terhadap pihak yang mendirikan bangunan secara tidak sesuai dengan aturan tata ruang.

“Bicara Bogor, bicara Puncak, coba dicek lagi dan kita harus mengambil langkah-langkah yang tegas. Karena kalau tidak, ini akan berulang,” tegasnya.

Menurut AHY, solusi jangka panjang dalam penanganan banjir tidak bisa hanya berfokus pada pembangunan tanggul.

Sebab, banjir yang terjadi merupakan siklus lima tahunan yang dipicu oleh intensitas hujan tinggi dan banjir kiriman dari Bogor.

Jika tata ruang tidak diperbaiki, maka tanggul setinggi apa pun tidak akan efektif dalam mengatasi banjir.

“Jadi setinggi apa pun tanggul yang kita buat, kalau hulunya tidak diselesaikan masalahnya. Ya masa mau bikin tanggul setinggi-tingginya? Nanti jadi monumen tanggul tertinggi,” pungkasnya.

Baca juga : Dedi Mulyadi Singgung Pelanggaran Bangunan ‘Biang Kerok’ Banjir Puncak

 

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *