Bogor, Denting.id – Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Jawa Barat, resmi memperpanjang penutupan sementara seluruh aktivitas pendakian hingga 13 April 2025. Kebijakan ini diambil menyusul peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Gede yang dinilai dapat membahayakan keselamatan pengunjung.
Kepala Balai Besar TNGGP, Adhi Nurul Hadi, menyampaikan bahwa pihaknya akan memberikan pengembalian dana (refund) bagi calon pendaki yang telah mendaftar dan membayar secara daring. Selain itu, calon pendaki juga diberikan opsi untuk menjadwal ulang pendakiannya.
“Kami akan upayakan penjadwalan ulang dan refund bagi calon-calon pendaki yang telah melakukan pemesanan pendakian untuk periode 3 hingga 13 April 2025,” ujar Adhi dalam pernyataan video, dikutip Kompas.com, Rabu (9/4/2025).
Adhi menjelaskan, proses refund akan dilakukan setelah adanya koordinasi dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) terkait mekanisme pengembalian dana dalam skema Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Proses ini diperlukan untuk memastikan prosedur berjalan sesuai dengan aturan administrasi keuangan negara.
Sebagai tindak lanjut penutupan, tim dari TNGGP bersama pos pengamatan gunung api Kementerian ESDM dan relawan akan melakukan identifikasi lanjutan terhadap kondisi vulkanik di kawasan Kawah Gunung Gede. Adhi menyebut bahwa daerah-daerah dengan potensi bahaya juga akan dipetakan secara rinci.
“Informasi ini akan menjadi pertimbangan lanjutan dalam pengelolaan kegiatan pendakian di kawasan TNGGP,” jelasnya.
Penutupan ini, lanjut Adhi, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, yang mengatur bahwa penutupan kawasan dapat dilakukan apabila terjadi kondisi yang membahayakan pengunjung.
“Penutupan ini juga merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Kehutanan bahwa keselamatan dan keamanan pengunjung adalah prioritas utama yang tidak dapat dikompromikan,” tegasnya.
Sebelumnya, Balai Besar TNGGP mencatat adanya 21 kali gempa vulkanik di Gunung Gede pada 1 April 2025, yang mengindikasikan peningkatan signifikan aktivitas di sekitar kawah. Aktivitas ini berpotensi memicu letusan freatik maupun pelepasan gas berbahaya.
Masyarakat dan calon pendaki diimbau untuk terus memantau informasi resmi dari TNGGP serta tidak melakukan aktivitas pendakian hingga ada pengumuman lebih lanjut.