Kemenpar Fokus Kembangkan Wisata Budaya

Jakarta, denting.id – Kementerian Pariwisata menegaskan komitmennya untuk menjadikan pengembangan pariwisata berbasis seni dan budaya sebagai salah satu prioritas nasional. Hal ini sejalan dengan upaya pelestarian kekayaan budaya Nusantara melalui dukungan terhadap berbagai pergelaran seni di Tanah Air.

Asisten Deputi Bidang Event Nasional Kemenpar, Ni Komang Ayu Astuti, menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi gelaran seni yang digagas oleh komunitas, seperti kegiatan Seni Budaya 2025 bertajuk “Genderang dari Timur” yang diselenggarakan oleh Mitra Seni Indonesia (MSI).

“Kegiatan ini menjadi wadah pelestarian sekaligus promosi kekayaan seni dan budaya Indonesia. Pemerintah mendukung penuh agar kegiatan seperti ini dapat terus dikembangkan,” ujar Ni Komang saat mewakili Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (29/4).

Acara tahunan tersebut menghadirkan beragam kesenian dari Indonesia Timur, mulai dari musik, tari, hingga seni suara dan tradisi lokal lainnya. Ia menyebut pergelaran ini mencerminkan keragaman budaya yang menyatu dalam harmoni.

Ni Komang juga menilai Mitra Seni Indonesia sebagai perkumpulan yang memiliki potensi besar dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya nasional. “MSI telah menjadi ruang ekspresi bagi pelaku seni, dan kami harap kegiatan serupa bisa digelar lebih luas dan berkelanjutan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum MSI Sari Ramdani menjelaskan bahwa kegiatan “Genderang dari Timur” melibatkan sekitar 200 pelaku dan pecinta seni dari berbagai daerah. Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari peringatan Hari Kartini dan Hari Tari Internasional.

“Kami mengusung tema berbeda setiap tahunnya, mulai dari Sabang hingga Merauke, agar setiap daerah mendapat panggung untuk menunjukkan kekayaan budayanya,” ujar Sari.

Baca juga ; Bunda Iffet Diberangkatkan ke TPU Karet Bivak Setelah Shalat Jenazah di Markas Slank

Ia menambahkan, MSI kini memiliki lebih dari seribu anggota dengan 11 kegiatan seni aktif, termasuk pelatihan kolintang—alat musik tradisional khas Minahasa, Sulawesi Utara—yang dijalankan oleh tujuh grup pelatihan. Pelatihan ini menjadi upaya nyata dalam menjaga eksistensi kesenian tradisional dari kepunahan.

Dalam kesempatan tersebut, Sari juga mengajak generasi muda untuk aktif mengenal dan melestarikan budaya Nusantara melalui kolaborasi dengan komunitas seni. “Budaya tidak akan bertahan tanpa regenerasi. Kami ingin anak muda terlibat langsung agar seni kita terus hidup,” pungkasnya.

Baca juga ; Raisa Kenang Sosok ‘Papa’ Ricky Seringai

 

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *