Presiden Prabowo Tolak Jabatan Tangan Bahlil Lahadalia, Dikaitkan dengan Isu Mafia Tambang

Jakarta, Denting.id – Momen tak biasa terjadi saat keberangkatan Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungan kenegaraan baru-baru ini. Di hadapan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan sejumlah pejabat negara, Presiden Prabowo tampak menolak uluran tangan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, memicu spekulasi publik.

Peristiwa tersebut terekam dalam video yang beredar luas di media sosial. Saat itu, Wapres Gibran, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, serta Bahlil Lahadalia tampak berdiri untuk melepas keberangkatan Presiden Prabowo. Seperti biasa, seluruh pejabat memberi hormat dan menjabat tangan Presiden.

Namun, berbeda dengan pejabat lain, saat Bahlil mengulurkan tangan, Prabowo justru hanya menunjuk ke arahnya tanpa menyambut salam tersebut. Mulut Prabowo terlihat mengucapkan beberapa kata, meski tak terdengar jelas oleh publik. Selanjutnya, Prabowo tetap menjabat tangan Sufmi Dasco dan Prasetyo Hadi seperti biasa.

Gestur dingin Presiden Prabowo terhadap Bahlil pun segera memancing perhatian. Banyak yang mengaitkan sikap tersebut dengan pernyataan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, yang menyebut Presiden Prabowo telah “mencium kenakalan” Bahlil dalam urusan tambang nikel di Papua Barat, khususnya di wilayah Raja Ampat.

Said Didu: Prabowo Sudah Tahu “Anak Ini Nakal

Dalam sebuah podcast bersama mantan Ketua KPK Abraham Samad, Said Didu menyebut Bahlil mencoba merekayasa pencitraan terkait tambang milik BUMN, PT Gag Nikel. Perusahaan tersebut belakangan mendapatkan penghargaan, namun dinilai digunakan sebagai pembanding untuk menutupi pelanggaran yang dilakukan oleh empat perusahaan tambang lainnya.

“Awalnya saya menduga yang lain dibiarkan, sementara Gag diperiksa dan ditampilkan sebagai tambang baik, padahal yang empat lain bermasalah. Skenario ini terbaca oleh Presiden Prabowo,” ujar Said Didu.

Menurut Said, skema itu dilakukan demi melindungi kepentingan para taipan tambang, termasuk sembilan naga bisnis. Salah satu perusahaan yang izin usaha pertambangannya (IUP) dicabut adalah PT Kawei Sejahtera Mining, yang disebut milik konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan.

“Ini skenario yang terbongkar oleh Presiden,” tegas Said Didu. Ia juga menyoroti peran Setkab dan Setneg dalam pengumuman pencabutan izin, bukan oleh Menteri ESDM seperti biasanya. Hal ini disebut sebagai sinyal bahwa Presiden mengambil alih langsung penanganan isu tersebut.

Publik Tunggu Penjelasan Resmi

Hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari Istana maupun dari Bahlil Lahadalia terkait insiden penolakan jabatan tangan tersebut. Namun, gestur Prabowo yang tidak biasa itu memperkuat spekulasi adanya ketegangan antara Presiden dengan menterinya dalam isu pertambangan strategis.

Masyarakat dan pengamat politik menilai peristiwa ini bisa menjadi sinyal kuat akan langkah bersih-bersih sektor ESDM yang selama ini dicurigai menjadi sarang kepentingan oligarki.

Baca juga : Penolakan Keras Warga Adat Warnai Kunjungan Menteri ESDM Bahlil ke Sorong

Apakah benar Presiden Prabowo mulai mengambil langkah tegas terhadap dugaan mafia tambang? Publik menanti kelanjutan dari sinyal tersebut.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *