Bogor, Denting.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui utusannya menerima perwakilan dari koperasi, pemilik, pengusaha, dan sopir angkutan kota (angkot) untuk mendengarkan keluhan mereka. Pertemuan ini dilakukan di gedung putih Balai Kota Bogor pada Kamis (23/10/2025).
Pertemuan ini menjadi wadah bagi para pelaku transportasi untuk menyampaikan keberatan terhadap beberapa program penataan angkot dan menuntut kebijakan jangka pendek.
Utusan Pemkot Bogor, Eko Prabowo, menjelaskan bahwa dirinya menampung seluruh aspirasi yang disampaikan oleh komunitas angkot.
“Jadi tadi kita menerima teman-teman kooperasi, salah satu kooperasi, pemilik angkot, pengusaha angkot, dan sopir angkot. Pada dasarnya kita terima segala keluh kesah terhadap beberapa program, tentang masa depan angkot di Kota Bogor,” jelas Eko Prabowo.
Tuntutan Jangka Pendek: Angkot Dikandangkan Harus Keluar
Eko Prabowo menyebutkan, tuntutan paling mendesak yang disuarakan oleh para pengusaha dan sopir angkot adalah pengeluaran angkot yang sempat dikandangkan oleh Dinas Perhubungan.
“Salah satu yang jangka pendek adalah teman-teman ini menuntut supaya angkot yang kemarin telah dikandangkan dikeluarkan dulu. Karena menurut mereka sudah ada yang lima hari, tujuh hari, mereka juga untuk menarik tidak ada penghasilan dan sebagainya,” ungkapnya.
Para pelaku angkot menuntut agar unit yang ditahan dapat dikeluarkan mulai esok hari. Tuntutan ini akan segera disampaikan ke pimpinan kota.
“Para pendemo menuntut agar demo angkot yg di kandangkan segera di keluarkan” tegas Eko.
Minta Kebijakan Tunda Penghapusan Angkot Tua
Mengenai program jangka panjang yang telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Transportasi sejak tahun 2016 (meliputi peremajaan, reduksi, konversi, dan rerouting), komunitas angkot meminta Pemkot Bogor mengambil kebijakan khusus, terutama untuk angkot berusia tua.
“Mereka minta pemerintah kota mengambil kebijakan untuk menunda penghapusan yang angkot usia di atas 20 tahun. Kenapa? Karena dari segi ekonomi para pelaku baik pemilik atau supir angkot masih belum optimal untuk meremajakan atau membeli angkot yang baru,” kata Eko.
Mereka menyatakan ketidakmampuan untuk meremajakan armada dalam waktu dekat karena kondisi ekonomi belum optimal.
Keputusan Akhir di Tangan Pimpinan Kota
Eko Prabowo menegaskan bahwa pertemuan ini bersifat penampungan aspirasi. Keputusan final mengenai tuntutan tersebut akan ditentukan oleh pimpinan kota setelah meninjau seluruh data dan keluhan yang ada.
“Keputusannya belum ada, karenanya akan saya himpun semua kemudian sampaikan ke beliau (Wali Kota Bogor). Kita sampaikan secara utuh gambarannya, teman-teman pengennya seperti apa. Mudah-mudahan dengan adanya aspirasi ini kemudian Pak Wali dapat mengambil sebuah kebijakan yang utuh tentunya untuk kemaslahatan semua,” tutupnya.
Aspirasi yang dikumpulkan ini akan menjadi bahan masukan penting bagi pimpinan kota untuk mengkaji dan memutuskan kebijakan penataan transportasi yang menyeluruh.